Logo Network
Network

Membingungkan Ilmuwan, Bumi Berputar Lebih Cepat dari Biasanya, Apa Dampaknya?

Hantoro
.
Jum'at, 05 Agustus 2022 | 15:57 WIB
Membingungkan Ilmuwan, Bumi Berputar Lebih Cepat dari Biasanya, Apa Dampaknya?
Ilustrasi planet bumi (Foto Istimewa)

Para peneliti di Meta mengatakan lompatan kedua akan memiliki efek kolosal pada teknologi dan menjadi "sumber utama rasa sakit" untuk infrastruktur perangkat keras.

"Dampak detik kabisat negatif belum pernah diuji dalam skala besar; itu bisa berdampak buruk pada perangkat lunak yang mengandalkan pengatur waktu atau penjadwal," ungkap sebuah posting blog tentang topik tersebut yang ditulis peneliti Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi.

Ilmuwan Leonid Zotov, Christian Bizouard dan Nikolay Sidorenkov, mengklaim bahwa rotasi tidak teratur adalah hasil dari sesuatu yang disebut Chandler Wobble sebagai gerakan tidak teratur kutub geografis Bumi di seluruh permukaan dunia.

"Amplitudo normal goyangan Chandler adalah sekira 3 hingga 4m di permukaan Bumi," kata Zotov kepada Timeanddate, "Tetapi dari 2017 hingga 2020 menghilang."

Beberapa ahli percaya pencairan dan pembekuan kembali lapisan es di gunung tertinggi di dunia dapat berkontribusi pada kecepatan Bumi yang tidak teratur.

"Bumi telah mencatat hari terpendeknya sejak para ilmuwan mulai menggunakan jam atom untuk mengukur kecepatan rotasinya," lapor Timeanddate.

"Pada 29 Juni 2022, Bumi menyelesaikan satu putaran dalam 1,59 milidetik kurang dari 24 jam. Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian rekor kecepatan untuk Bumi sejak 2020."

Sementara Profesor Zotov mengatakan bahwa ada 70 persen kemungkinan Bumi telah mencapai panjang minimum hari. Ini berarti manusia mungkin tidak akan pernah menggunakan detik kabisat negatif. Namun, ia mengaku belum mengetahui secara pasti dengan teknologi saat ini.

Efek kedua negatif dan konsekuensi potensialnya bergema kembali ke teori Y2K, di mana banyak yang percaya komputer tidak akan mampu menangani jam yang terus berdetak hingga milenium baru.

Meskipun Y2K pada akhirnya terbukti tidak lebih dari sekadar masalah dalam peradaban manusia yang sangat terkomputerisasi, batasan pemrograman lain terdeteksi pada tahun 2014.

Follow Berita iNews Cirebon di Google News

Halaman : 1 2 3
Bagikan Artikel Ini