PLUCKLEY merupakan desa paling berhantu alias angker di dunia. Predikat sebagai desa terangker di dunia tak sebanding dengan suasana asri nan indah di wilayah Kent, Inggris dengan bangunan-bangunan tua terbengkalai.
Melansir dari Parldean Resorts, Pluckley pernah dijadikan lokasi syuting film The Darling Buds of May pada 1990-an.
Pada 1989, Pluckley masuk dalam Guinness Book of World Records sebagai desa paling berhantu.
Menurut laporan, ada 12 hingga 16 hantu tinggal di desa tersebut dan sering menampakkan diri. Hal inilah Pluckley jadi destinasi populer di kalangan para pemburu dan pencinta wisata horor.
Dari banyaknya cerita hantu Desa Pluckley, salah satu paling menarik dari The Watercress Woman. Ia melaporkan telah melihat hantu wanita tua duduk di Pinnock Bridge, dan tengah merokok dengan pipanya.
Wanita tua itu terkenal di desanya karena mencari nafkah dengan mengumpulkan selada air dari sungai. Kemudian menjualnya ke penduduk desa. Ia mengatakan, bahwa suatu malam setelah minum dia tertidur dan pipanya jatuh ke pakaiannya, dalam beberapa saat dia dilalap api.
Wanita tua itu diyakini masih menghantui Jembatan Pinnock. Hal ini dipertegas karena ada beberapa saksi menggambarkan, cahaya merah muda samar yang melayang di udara di atas tempat dia meninggal.
Tak hanya itu saja, banyak yang telah melakukan perjalanan ke Pluckley, dengan harapan dapat menangkap bukti roh, dan terdapat salah satu kelompok meminta untuk bermalam di Gereja St. Nicholas di desa tersebut pada tahun 1970-an.
Mereka membawa kamera dan tape recorder, yakni untuk mendokumentasikan masa tinggal mereka selama di sana.
Kemudian cerita berlanjut, bahwa keesokan paginya ketika pendeta gereja datang untuk menyambut mereka, para pemburu hantu itu kecewa karena malam tadi tidak terjadi apa-apa.
Bahkan ada yang mengatakan, bahwa satu-satunya bagian yang menarik adalah anjing pendeta yang datang mengunjungi mereka beberapa kali.
Akan tetapi setelah ditelusuri ternyata, pendeta itu tidak punya anjing. Kejadian itu membuat mereka langsung merinding dan berpikir, siapa sebenarnya yang bolak balik menemui mereka saat sedang bermalam di desa tersebut.
Editor : Miftahudin