4 Faktor Penyebab Menyukai Sesama Jenis

CIREBON, iNews.id - Menyukai sesama jenis merupakan gangguan/penyimpangan seksual, bisa terjadi pada wanita ataupun pria di berbagai kalangan umur.
Banyak pertanyaan yang muncul di masyarakat apakah menyukai sesama jenis dapat menular? hal ini diungkapkan oleh dr. Sara Elise Wijono dalam klikdokter, menurutnya, bukan jumlahnya yang terus meningkat atau semakin “menular”. Hanya saja, semakin banyak orang yang mengakui atau tak lagi malu mendeklarasikan orientasi seks-nya yang tak seperti mayoritas.
Oleh karenanya diperlukan kesadaran pada penderita bahwa perasaan menyukai sesama jenis adalah salah sehingga perlu diubah dan membutuhkan pertolongan untuk menangani penyimpangan seksualnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan seksual ini, diantaranya :
1. Faktor genetis
Ada beberapa terori spekulasi tentang penyimpangan seksual ini, diantaranya
Kebanyakan ilmuwan yang meneliti hubungan genetis dan homoseksualitas pada akhirnya menutup penelitiannya dengan mengatakan bahwa lingkunganlah yang menjadi faktor utama pembentukan orientasi seksual.
2. Pengaruh Lingkungan Pergaulan
Michael Foucoult dalam bukunya The History of Sexuality (1976) memaparkan bahwa manusia pada abad ini menggambarkan orientasi seksual sebagai bentuk "kebenaran diri", dan kebenaran itu harus dicari.
Faktor sosial ini berpengaruh paling penting dalam kehidupan keseharian, seperti :
- Terlalu intens dan intim bergaul dengan teman sesama jenis bahkan sampai hal yang pribadi, seperti sering mandi bersama atau tidur satu selimut.
- Pengaruh tidak baik dengan bergaul bersama orang-orang yang menyukai sesama jenis.
3. Keluarga
Karena kurangnya interaksi dengan ayah, terbentuk keinginan lebih untuk mendapatkan kasih sayang dari figur seorang "ayah" atau laki-laki. Di kemudian hari, inilah yang bisa mengarah ke orientasi homoseksual.
4. Trauma
Trauma masa lalu membuat seseorang menyukai sesama jenis. Pelecehan seksual menjadi trauma tersendiri yang disimpan rapat dalam dirinya sehingga menjadi faktor pendorong untuk dilakukannya penyimpangan seksual.
Menurut statistik pada 2017, Kementerian Sosial Indonesia (Kemensos) menyatakan bahwa rata-rata remaja laki-laki berumur 16 tahun lebih rentan terhadap kekerasan fisik, psikis, dan seksual. Terlebih, saat mereka beranjak dewasa, mereka terekspos pada materi-materi pornografi dan hal-hal lain yang semakin memperparah luka hasil pelecehan masa lampau.
Pada kuartal pertama 2019, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan bahwa perundungan (12 kasus), kekerasan fisik (8 kasus), dan kekerasan seksual (3 kasus) masih menduduki tempat tertinggi, terutama di tingkat Sekolah Dasar (SD) yang mencapai 67 persen. Itu baru yang tercatat dan dalam rentang waktu yang terbilang singkat.
Suka sesama jenis diterapi melalui pendekatan konseling bersama dokter ahli psikiatri. Selama terapi konseling, dukungan keluarga dan orang terdekat mutlak diperlukan.
Editor : Miftahudin