JAKARTA, iNews.id - Polisi memastikan, bakal menindaklanjuti insiden kematian dua orang bobotoh jelang laga Persib vs Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jumat (18/6/2022).
Kepastian tersebut disampaikan Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung saat bertakziah ke rumah duka salah satu bobotoh yang meninggal dunia, Ahmad Solihin di kawasan Cibaduyut, Kota Bandung, Sabtu (18/6/2022).
"Nanti kami diskusikan lagi, apa tindak lanjut dari peristiwa ini," tegas Aswin.
Namun, saat disinggung agenda pemeriksaan terhadap panitia pelaksana, termasuk pengelola Stadion GBLA, Aswin belum memberikan jawaban.
Menurutnya, saat ini, pihaknya masih fokus dalam penanganan korban.
"Sekarang kami masih fokus pada korban, melakukan tazkiah, memberikan santunan," ujarnya.
Aswin pun tidak bisa memberikan jawaban saat disinggung apakah Stadion GBLA dapat kembali digunakan untuk tempat pertandingan lanjutan. Dia menegaskan, hal itu merupakan kewenangan pihak panitia pelaksana (panpel).
"Untuk hal itu saya belum bisa jawab, kan masalah GBLA itu pihak panpel. Bisa ditanya ke panpel apakah GBLA bisa digunakan lagi atau tidak," terangnya.
Sebelumnya, Aswin menyatakan bahwa pengamanan di Stadion GBLA saat laga tersebut digelar sudah sesuai rencana. Tidak hanya di pintu masuk, pengamanan juga dilakukan di sekitar kawasan Stadion lainnya.
"Jadi, kegiatan pengamanan tadi malam di GBLA sesuai dengan rencana pengamanan. 26 pintu itu kita jaga, di atas untuk akses ke tempat penonton, kemudian di bawah juga ada. Ada empat pintu masuk untuk akses sobek karcis, itu juga kita tempatkan personil lengkap," papar Aswin.
Aswin juga menegaskan bahwa sesuai standar operasional prosedur (SOP), penonton yang diperbolehkan masuk wajib menunjukkan tiket. Bagi penonton yang tidak mengantongi tiket, dilarang memasuki area stadion.
"Nah, banyak yang ingin masuk tidak sabar, ingin buru-buru masuk. Kemudian ada korban di luar yah, di depan pintu sobek karcis, bukan di dalam gedung (stadion)," katanya.
"Jadi, dugaannya itu adalah tidak sabar ingin masuk, terburu-buru. Padahal, sudah diimbau agar antre dan antreannya juga sudah ada. Kemudian diminta menunjukkan tiket, baik dari telepon genggam maupun tiket karcis atau hard copynya," sambung Aswin.
Aswin juga memastikan bahwa korban sempat pingsan sebelum akhirnya meninggal dunia. Bahkan, kata Aswin, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Sartika Asih dan diberikan tindakan medis.
"Kebanyakan dari penonton ingin buru-buru masuk, tapi melupakan keselamatan. Kemudian, tiba-tiba ada yang pingsan dan kita bawa ke RS, diberikan pertolongan oleh pihak RS," terangnya.
Editor : Miftahudin