INDRAMAYU, iNews.id - Taman Kehati Indramayu menjadi satu-satunya replika rawa gelam yang berada di Pulau Jawa.
Rawa gelam yang identik dengan pohon Kayu putih (Melaleuca leucadendra) ini biasanya hanya terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, seperti di Papua, Sulawesi, Kalimantan.
Hal tersebut disampaikan Peneliti Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr. Ir. Hendra Gunawan, Selasa (7/9/2021).
Hendra Gunawan mengatakan, hingga tahun 2021 ini, ada sebanyak 19 jenis pohon rawa dan 24 jenis pohon daratan yang ada di Taman Kehati Indramayu.
Mayoritas didominasi oleh pohon kayu putih atau Gelam.
Indeks keanekaragaman jenis pohonnya terus meningkat dari 1,75 menjadi 2,23 pada tahun 2020 dan meningkat lagi menjadi 2,57 pada tahun 2021 atau termasuk kategori sedang.
"Jadi kalau di Jawa mah enggak ada. Rawa Gelam di Jawa itu enggak ada. Rawa Gelam itu adanya ya di Sumatera, Kalimantan, Papua dan yang lainnya. Ini unik," ujar dia yang sekaligus merupakan peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbanghut) Kota Bogor.
Taman Kehati Indramayu sendiri tepatnya berada di Jalan Pahlawan di Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
Taman yang memiliki luas 3,83 hektare tersebut dahulunya merupakan hutan kota kayu putih kemudian direvitalisasi atas kerjasama antara PT Polytama Propindo dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu.
Masih disampaikan Hendra Gunawan, karena kondisi tersebut, Taman Kehati Indramayu telah menjadi habitat berbagai jenis satwa.
Di antaranya ditemukan 18 jenis burung, terdiri atas 6 burung air dan 12 jenis burung daratan
Disamping itu juga ditemukan 5 spesies herpetofauna, di antaranya Biawak (Varanus salvator), ular gadung (Ahaetulla prasina) dan bunglon kebun (Calotes versicolor).
Di Taman Kehati Indramayu diketahui juga menjadi tempat penangkaran rusa, jenis Rusa Timor yang merupakan satwa langka dan dilindungi.
Ada 9 ekor rusa di sana dan menjadi ikon dari Taman Kehati Indramayu.
Hendra Gunawan yang sudah meneliti Taman Kehati Indramayu sejak tahun 2019 lalu pun merekomendasikan kepada pemerintah daerah agar tetap menjaga kelestariannya.
Pasalnya, di taman setempat bisa menjadi laboratorium riset atau pun penelitian yang bisa dikaitkan dengan keadaan Indramayu.
"Di sini bisa dijadikan penelitian. Khusus hal-hal tertentu misalnya velvet atau tanduk muda rusa yang bisa sebagai obat kuat, dicampur dengan ramuannya orang-orang Indramayu. Itu bisa. Sangat bisa," ujar dia.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait