KOTA CIREBON, iNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon terus memperkuat upaya peningkatan literasi dan perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Hal ini disampaikan oleh Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, dalam acara Bancakan (Bincang asyik seputar sektor jasa keuangan) bersama insan media Ciayumajakuning.Senin (26/5/2025)
Dalam paparannya, Agus menjelaskan bahwa berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan nasional mencapai 66,46%, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51% berdasarkan metode keberlanjutan. Adapun berdasarkan metode cakupan DNKI, indeks inklusi mencapai 92,74%.
"Masih terdapat gap sebesar 14,05% antara indeks literasi dan inklusi keuangan. Ini yang menjadi tantangan kita bersama untuk menjembatani agar masyarakat tidak hanya menggunakan produk keuangan, tapi juga paham risiko dan manfaatnya," ujar Agus.
Guna mempersempit gap tersebut, OJK Cirebon menggalakkan berbagai program edukasi dan perlindungan konsumen, di antaranya melalui Indonesia Anti-Scam Centre (IASC), program edukasi SIPELAKU (Sistem Informasi Pelaku di Sektor Jasa Keuangan), layanan konsultasi Takon OJK, serta penguatan literasi melalui Galeri Investasi Edukasi BEI.
Tak hanya itu, OJK Cirebon juga mendorong inisiatif seperti Bank Mini di sekolah-sekolah serta program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif) sebagai bentuk inklusi keuangan yang merata.
“Pendidikan keuangan harus dimulai sejak dini, terutama di kalangan pelajar, agar generasi muda siap secara finansial dan terhindar dari praktik keuangan ilegal,” tutup Agus.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait