Mitos Kuat Jalan Karanggetas yang Bisa Lengserkan Pejabat, Begini Kisahnya

Riant Subekti
Jalan Karanggetas kuat mitos hingga dihindari pejabat dan orang yang memiliki ilmu kebatinan (Foto: Riant Subekti)

KOTA CIREBON, iNews.id - Jalan Karanggetas yang berada di Kota Cirebon cukup popular di berbagai kalangan. Aktivitas yang ramai menjadi salah satu ciri Jalan Karanggetas yang merupakan salah satu pusat perekonomian di Kota Cirebon. Tampak  pertokoan modern yang berjejer menyediakan berbagai kebutuhan dari mulai toko electronik, fashion, alat tulis kantor dan rumah tangga serta tak kalah menarik adanya jejeran toko emas.

Namun di balik berputarnya roda perekonomian di jalan itu, Karanggetas ternyata menyimpan mitos yang kuat.

Karanggetas merupakan jalan yang paling dihindari para pejabat dan petinggi maupun orang-orang yang memiliki ilmu kebatinan.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika pejabat atau orang yang memiliki pesugihan dan ilmu kebatinan namun memiliki sifat sombong, maka semua itu akan luntur saat melintasi Jalan Karanggetas.

Budayawan Cirebon Jajat Sudrajat menceritakan asal usul mitos itu yang berawal dari kisah seorang pangeran yang berasal dari Baghdad bernama Syekh Magelung Sakti. Dari kesaktiannya, tidak ada seorang pun yang mampu memotong rambut panjangnya yang hampir menyentuh tanah.

"Konon, Ia orang sakti, rambutnya tidak mempan dipotong oleh benda tajam," katanya, Kamis (24/3/2022).

Hingga akhirnya, pangeran sakti itu sampai di suatu tempat di Cirebon dan bertemu dengan orang tua yang tidak dikenalnya. Orang tua itu pun menawarkan diri untuk memotong rambut Syekh Magelung Sakti. Dengan nada menantang dan congkak, ia menyanggupi tawaran tersebut, dan orang tua itu dapat dengan mudah memotong rambut yang kebal terhadap benda tajam hanya dengan jari tangannya.

"Dengan kesaktiannya itu, ia menyombongkan diri barang siapa yang dapat memotong rambutnya maka ia akan berguru padanya. Orang tua yang memotong rambut Syekh Magelung Sakti itu ternyata adalah Sunan Gunung Jati atau Syehk Syarif Hidayatullah," ujarnya.

Namun, versi lain menyebutkan bahwa, berdasarkan Kitab Pangeran Wangsakerta "Caruban Nagari" yang ditulis pada tahun 1670. Karanggetas berasal dari dua kata yakni 'Karang' yang berarti Tanah dan 'Getas' bermakna mudah patah (rapuh).

"Daerah itu tanahnya mudah ambrol jika dilewati alat transportasi pada zamannya yaitu pedati. Hal ini terbukti ketika hendak membangun Masjid Agung di Keraton, pedati-pedati yang mengangkut kayu jati ketika melewati jalan itu kerap amblas," terangnya.

Pedati itu dinamakan 'Pedati Gede' yang hingga kini tersimpan di sekitar Jalan Karanggetas. 

Ia sendiri, berpegang pada catatan-catatan yang tertulis dalam kitab tersebut yang kini tersimpan di museum Sri Baduga Bandung Jawa Barat.

"Saya lebih berpihak pada yang tercatat saja, sebab mendekati rasional dan merupakan fakta karena manuskrip aslinya ada dan disimpan rapi di museum," tuturnya.

Menurutnya, Jalan Karanggetas tidak sekuat mitosnya karena beberapa kali kegiatan-kegiatan masyarakat dan kenegaraan yang dihadiri pejabat pernah diadakan di ruas Jalan Karanggetas.

"Mitos saja itu, ada satu tempat perbelanjaan di Jalan Karanggetas dulunya kan Kantor Korem sering mengadakan acara-acara yang dihadiri pejabat namun tidak terjadi apa-apa. Mungkin hanya kepercayaan atau sugesti sebagian orang saja," tutupnya.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network