TOKYO, iNews.id - Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet emas Olimpiade Tokyo 2020. Kesuksesan mereka tak lepas berkat tangan dingin sang pelatih, Eng Hian.
Pria kelahiran 17 Mei 1977 tersebut merupakan legenda bulu tangkis Indonesia. Di awal kariernya sebagai pemain, Eng Hian merupakan spesialis nomor ganda putra di bulu tangkis.
Dia pernah berduet dengan Hermawan Yuwono, Rian Sukmawan hingga yang paling diingat adalah duetnya bersama Flandy Limpele.
Bersama Flandy Limpele, dia berhasil menorehkan berbagai prestasi di nomor ganda putra. Eng Hian dan Flandy Limpele beberapa kali sukses menjadi raja di Eropa dan Asia.
Mereka jadi yang terbaik di Korea Terbuka 1999, Denmark Terbuka 2000, Malaysia Terbuka 2000, Singapura Terbuka 2002, Swiss Terbuka 2003, Jepang Terbuka 2003, dan Jerman Terbuka 2003.
Selain itu, medali emas beregu SEA Games 1999 juga berhasil dikantungi dan tentu saja yang paling diingat adalah saat mereka berhasil menyabet perunggu di Olimpiade Athena 2004. Catatan indah bagi bulu tangkis Indonesia.
Di sisi lain, bersama Rian Sukmawan, Eng Hian berhasil merebut gelar Selandia Baru Terbuka 2006 dan Belanda Terbuka 2006. Catatan gemilang Eng Hian tak berhenti sampai disitu, sebagai pelatih dia juga beberapa kali kembali menjadi ‘raja’.
Sebelum dengan Apriyani Rahayu, Eng Hian memasangkan Greysia Polii dengan Nitya Krisihinda Maheswari. Hasilnya, medali emas Asian Games 2014 berhasil menjadi milik ganda putri Indonesia.
Setelah itu, Apriyani Rahayu dipilih oleh Eng Hian sebagai duet baru Greysia Polii. Eng Hian mengasah Apriyani yang berjarak 10 tahun usianya dengan Greysia sehingga bisa klop.
Alhasil, berbagai torehan indah berhasil dicapai keduanya. Prancis Terbuka 2017, India Terbuka 2018, SEA Games 2019, Thailand Terbuka 2021 dan yang paling baru adalah emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Eng Hian menjadi salah satu bukti kesuksesan bulu tangkis Indonesia di kancah Internasional. Dalam sebuah wawancara usai Greysia/Apriyani menjuarai Daihatsu Indonesia Masters 2020, Eng Hian pernah mengatakan target utama Greysia/Apriyani adalah olimpiade.
“Target utama mereka kan lebih dari ini. Dalam hati tentu saya bangga sama mereka, luar biasa. Tapi saya nggak mau mereka puas di sini, jadi biasa saja. Habis juara, bagus, tapi itu di depan masih ada Olimpiade (Tokyo 2020), target yang lebih besar lagi,” kata Eng Hian dilansir dari laman resmi Badminton Indonesia, Selasa (3/8/2021).
Kini, Eng Hian berhasil mewujudkan mimpi olimpiade tersebut. Greysia/Apriyani meraih medali emas usai menumbangkan duo China, Chen Qingchen/Jia Yifan, 21-19, 21-15.
Emas bagi bulu tangkis Indonesia sekaligus menjadi kado indah di ulang tahun merah putih yang ke-76. Terima kasih, Eng Hian!
Editor : Miftahudin