INDRAMAYU, iNews.id - Tangis Wartiah (43) pecah saat menceritakan kondisi yang dialami anaknya, Kusniah (6) yang mengalami kelainan Atresia Ani atau memiliki kelainan tidak punya anus.
Putri dari pasangan Wartiah dan Wastari (44) itu terpaksa harus buang air besar (BAB) melalui lubang buatan pada bagian perut sebelah kiri.
Wartiah menceritakan, ia tak kuasa membayangkan apa yang dirasakan oleh anak keempatnya tersebut.
Hal tersebut selalu ia bayangkan ketika mengganti plastik yang membungkus lubang buatan di perut bocah malang tersebut.
Sudah enam tahun ini hal tersebut ia lakukan setiap harinya.
"Sedih mas, berharap dede bisa sembuh, normal lagi kaya anak lainnya, kasian," ujar dia di kediamannya di Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jumat (30/7/2021).
Diceritakan Wartiah, sudah tak terhitung biaya yang ia keluarkan demi kesembuhan Kusniah.
Wartiah mengaku, dirinya bahkan sampai menjual tanah, dan lain sebagainya untuk biaya perawatan Kusniah saat dioperasi pembuatan lubang buatan di perut pada usianya yang menginjak 8 bulan di Rumah Sakit di Bandung.
Kusniah harus menjalani perawatan selama 2 bulan di Bandung, semua harta bendanya saat itu habis untuk biaya hidup selama Kusniah dirawat.
Masih diceritakan Wartiah, ia bahkan sempat terpaksa menunggak membayar iuran BPJS karena tak memiliki uang hingga berhutang.
Tidak hanya itu, keluarga diketahui juga kini harus rutin mengeluarkan biaya sebesar Rp 500 ribu setiap bulan untuk membeli semacam lem agar lubang buatan di perut Kusniah tidak infeksi.
Wartiah juga terpaksa menggunakan plastik yang bisa digunakan untuk bakso karena tak memiliki uang untuk membeli plastik khusus guna membungkus lubang buatan tersebut.
Plastik itu sebagai penampung bilamana Kusniah ingin buang air besar (BAB), kotoran itu selalu tiba-tiba keluar begitu saja dari lubang tersebut.
"Semua demi anak," ucapnya.
Ia berharap, ada pihak yang bisa membantu kesembuhan Kusniah agar bisa kembali normal seperti anak-anak lainnya.
Dalam hal ini, Kusniah diketahui juga divonis mengalami kelainan jantung, jika ingin menjalani operasi anus, bocah malang tersebut harus menjalani operasi jantung lebih dahulu.
Adapun untuk memenuhi kebutuhan hidup, Wartiah dan suaminya hanya mengandalkan warung dagangan yang ia buat di rumah, faktor ekonomi membuat bocah malang tersebut belum mendapat penganan lanjutan pasca operasi 5 tahun lalu.
Di sisi lain, setelah mendapat laporan, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) langsung melakukan kunjungan ke keluarga Kusniah.
Dalam hal ini, LPAI akan berupaya secepatnya agar Kusniah bisa mendapat penanganan sehingga bisa sembuh seperti anak-anak lainnya.
Koordinator LPAI Indramayu, Adi Wijaya mengatakan, adapun untuk kondisi kesehatan Kusniah saat ini cukup baik, hanya saja ia juga perlu secepatnya mendapat penanganan.
Adi Wijaya juga berharap, pemerintah daerah bisa turut membantu untuk kesembuhan Kusniah dan memantau kondisi kesehatan bocah tersebut.
"Kami dari LPAI insya Allah akan mengandeng Kilau untuk membawanya menjalani operasi, agar sesegera mungkin anak ini bisa normal seperti anak-anak lainnya," ujar dia.
Editor : Miftahudin