Oleh karena itu Presiden Soekarno mencari ahli radiologi dan memintanya untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa Indonesia aman dari uji coba tersebut.
Namun tim penyelidik memberikan saran agar pemerintah memanfaatkan hal ini untuk mengembangkan bidang nuklir. Maka dari itu dibangunlah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Atom.
Indonesia akhirnya menjalin kerjasama terutama dengan Badan Atom Internasional. Dari situlah akhirnya Amerika Serikat memberikan bantuan dan menjalin kerjasama bilateral dengan Indonesia melalui program Atom for Peeace.
Amerika memberikan sumbangan dana sebesar 350 ribu dollar untuk membangun reaktor nuklir dan 141 ribu dollar untuk riset dan pengiriman beberapa tenaga ahli. Pada bulan April 1961 Amerika Serikat akhirnya memiliki reaktor nuklir pertamanya yaitu Triga Mark II.
Kerjasama yang awalnya baik akhirnya merenggang setelah Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy wafat. Apalagi dengan usaha Soekarno yang terus menentang Neo Kolonialisme dan Imperealisme oleh negara barat.
Kondisi semakin memburuk ketika Amerika berperang dengan Vietnam dan Inggris mendorong pembentukan Federasi Malaysia.
Bung Karno akhirnya harus memikirkan cara lain untuk mengembangkan nuklir ini. Maka kemudian dia beralih ke Tiongkok yang berhasil melakukan uji coba bom atom pertamanya pada tanggal 16 Oktober 1964.
Diam-diam Presiden Soekarno mengirimkan ahli nuklir dan petinggi militer ke Tiongkok dengan tujuan belajar untuk membuat bom atom.
Editor : Miftahudin