JAKARTA, iNews.id- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, rasio kewirausahaan Indonesia hingga saat ini baru 3,47 persen. Rasio ini di bawah sejumlah negara di Asia Tenggara (ASEAN), salah satunya negara tetangga Malaysia.
"Rasio kewirausahaan Indonesia masih mencapai 3,47 persen dibandingkan dengan rasio negara-negara di ASEAN seperti Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, Singapura 8,76 persen, dan negara maju lainnya 12 persen. Untuk menjadi negara maju diperlukan rasio kewirausahaan paling tidak mencapai 4 persen," kata Teten dalam webinar pada Festival Kewirausahaan dengan tema 'Melaju Bersama Produk Anak Bangsa'di Jakarta, Rabu (28/7/2021).
Untuk mencapai target rasio minimum tersebut, menurut Tetan, dibutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder melalui sinergi dan kolaborasi.
Sementara itu, pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,9 persen pada 2024. Target ini tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Pemerintah juga sedang mendorong ekspor dari produk UMKM. Ini karena ekspor UMKM baru 14 persen dari total nilai ekspor. Persentase ini jauh dibanding dengan Jepang, yang ekspor UMKM-nya mencapai 54 persen dan China 70 persen.
Di Indonesia, kata Teten, kebanyakan UMKM baru memproduksi makanan. Sedangkan UMKM di negara lain sudah sangat masif memproduksi produk kreatif di sektor teknologi.
Karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong pelaku UMKM dalam negeri menjadi lebih kreatif. Khususnya untuk menghasilkan produk dan bisa terhubung dengan rantai pasok industri. Pasalnya, baru sekitar 4,1 persen UMKM yang terhubung dalam rantai pasok industri.
"Sebagian besar UMKM masih produksi kerupuk, dodol. Belum masuk, misalnya produk-produk kreatif dan inovasi teknologi. Itu yang kami targetkan agar ekspor naik," ucap Teten.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait