WASHINGTON, iNews.id - Publik Amerika Serikat (AS) sempat heboh atas terpilinya 3 wanita muslimah berhijab menjadi anggota parlemen Negeri Paman Sam tersebut.
Sikap publik AS tersebut sangat wajar, mengingat selama ini Amerika dikenal sebagai negara yang sekuler dan islamofobia. Berikut sosok tiga wanita muslimah berhijab tersebut:
1. Ilhan Omar
Ilhan Omar
Ilhan Omar adalah politikus keturunan Somalia-Amerika yang lahir pada 4 Oktober 1981 dan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Minnesota dari Partai Demokrat-Petani-Buruh.
Ia menjadi warga Somalia-Amerika pertama yang masuk sebagai anggota Kongres AS. Omar juga menjadi salah satu perempuan Muslim pertama yang terpilih sebagai anggota Kongres.
Ia secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk menggunakan hijab di gedung parlemen. Omar menuturkan bahwa keinginannya untuk menggunakan hijab itu dilindungi oleh amandemen pertama.
2. Nadia Mohamed
Nadia Mohamed
Nadia Mohamed mencetak sejarah karena menjadi Muslim pertama dan warga keturunan Somalia, sekaligus orang termuda yang terpilih sebagai anggota Dewan Kota St. Louis Park, Minnesota.
Ia memperoleh 63% suara dalam pemilu yang diadakan pada November 2019. Kerap menghadapi diskriminasi atas agama yang dianutnya, membuat Nadia Mohamed termotivasi untuk menjadikan St. Louis Park sebagai kota yang inklusif.
Lulusan Manajemen Sumber Daya Manusia dari Metropolitan State University ini pernah mendapat penghargaan St. Louis City's Human Rights Award atas upayanya dalam membangun hubungan lintas agama.
Pada Januari 2020, di usia 23 tahun, Mohamed diambil sumpah sebagai anggota Dewan Kota St. Louis Park dari Partai Demokrat.
3. Safiya Khalid
Safiya Khalid
Safiya Khalid merupakan hijabers perempuan yang berasal dari Somalia. Kerja kerasnya dalam kampanye saat mengikuti pemilu 2019 membuahkan hasil.
Mengantongi hampir 70% suara, Khalid terpilih sebagai salah satu anggota Dewan Kota Lewiston, Maine. Khalid, yang kala itu berusia 23 tahun, menjadi Muslim Somalia-Amerika pertama dan anggota dewan paling muda yang terpilih.
Sebelum menjadi anggota dewan, lulusan University of Southern Maine ini adalah advokat yang fokus pada hak asasi para imigran di lembaga Gateway Community Services di Maine.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait