Bintang itu masih muda dan panas, yang berarti suhu permukaan WASP-189b mencapai 3.200 derajat Celcius di sisi siang hari dan membuat planet ini lebih panas daripada beberapa bintang.
"Kami mengukur cahaya yang datang dari bintang induk planet dan melewati atmosfer planet," jelas astronom Bibiana Prinoth dari Universitas Lund, yang memimpin penelitian.
Prinoth menjelaskan, karakteristik dariplanet ini gas-gas di atmosfernya menyerap sebagian cahaya bintang.
"Ini mirip dengan ozon yang menyerap sebagian sinar matahari di atmosfer Bumi, dan dengan demikian meninggalkan 'sidik jari' karakteristiknya," katanya.
Seperti yang sering terlihat di Jupiter panas , gas-gas itu termasuk uap logam berat. Atmosfer WASP-189b hanyut dengan awan gas besi, titanium, kromium, magnesium, vanadium, dan mangan.
Menariknya, para peneliti juga menemukan jejak titanium oksida, yang belum pernah terdeteksi secara meyakinkan di atmosfer exoplanet sebelumnya. Titanium oksida jarang ditemukan di Bumi, tetapi di WASP-189b, kehadirannya dapat membantu membentuk atmosfer.
"Titanium oksida menyerap radiasi gelombang pendek, seperti radiasi ultraviolet," kata astrofisikawan Kevin Heng dari University of Bern.
Deteksinya dapat menunjukkan lapisan di atmosfer WASP-189b yang berinteraksi dengan iradiasi bintang mirip dengan bagaimana lapisan ozon di Bumi bekerja.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait