Pasca kematian puluhan kerbau petugas dari pusat kesehatan hewan Kecamatan Ciawigebang melakukan pengobatan dan mengambil beberapa sampel terhadap
Kerbau yang sakit ini, dilakukan untuk mengantisipasi kembali terjadinya kematian dan mencari tahu penyebab kematian kerbau. "Dugaan awal kerbau sakit akibat makan rumput yang masih basah saat pagi hari hingga mengakibatkan perut kembung," kata Kepala UPTD Puskeswan Ciawigebang Ari Sutrisna.
Akibat kerbau mati mandadak tanpa diketahui pemiliknya dan penyebab kematiannya para peternak menderita kerugian hingga belasan juta rupiah setiap ekornya dan untuk menekan kerugian yang besar beberapa peternak terpaksa menjual kerbaunya yang masih hidup meski dalam keadaan sakit.
Saat ini populasi kerbau di Desa Cihirup mencapai sekitar 300 ekor lebih setiap peternak memiliki sekitar 20 ekor kerbau yang digembalakan secara liar di kawasan hutan untuk berkembang biak dan "Hingga hari Jumat (29/2/2022) kerbau yang diketahui mati mendadak sudah mencapai 23 ekor yang sebelumnya hanya 17 ekor," kata Kepala Dusun Pemeritah Dea Cihirup Endah Caskendah.
Para pemilik kerbau berharap penyebab kematian kerbau bisa segera diketahui. sehingga bisa dilakukan pengobatan yang tepat agar kerbau yang sehat tidak sampai ikut sakit dan mati.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait