Siraman
Siraman adalah proses membersihkan jasmani dan rohani sebelum menjalankan ijab kabul. Siraman dilakukan kepada anggota keluarga oleh ayah, ibu, kakek, nenek dan kerabat sejumlah tujuh orang.
Angka tujuh dalam Bahasa Jawa adalah pitu yang memiliki arti pitulungan atau pertolongan yang dianggap dan dipercaya melalui siraman pasangan pengantin pria dan wanita akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan.
Midodareni
Midodareni adalah bagian dari rangkaian acara dengan memanjatkan doa yang dilakukan oleh mempelai wanita bersama ibu, ayah, dan teman-temannya meminta agar ijab kabul dan pesta pernikahan diberikan kelancaran.
Sebelum memanjatkan doa, mempelai wanita harus tampil cantik layaknya bidadari.
Lalu dilanjutkan dengan orang tua yang menyuapi putrinya sebagai lambang dari suapan terakhir atau yang biasa disebut dulangan pungkasan.
Ijab Qabul
Ijab qabul adalah akad nikah yang menandakan pengesahan seorang pria dengan wanita yang telah menjadi suami istri. Ijab qabul harus dilakukan di hadapan penghulu, wali, saksi, agar tidak menimbulkan fitnah kedepannya.
Panggih atau Temu Manten
Setelah proses ijab kobul kabul selesai, biasanya diadakan upacara panggih atau temu manten. Kedua mempelai awalnya dirapikan dan didandani sebelum acara panggih. Uang tebusan tersebut kemudian dibawa oleh rombongan keluarga mempelai pria dan diberikan kepada orang tua mempelai wanita.
Acara Panggih berbeda-beda di setiap lokasi sesuai dengan tradisi setempat. Beberapa orang lebih suka berjabat tangan antara pengantin dan suami.
Ada juga yang menggunakan teknik midak tigan, yaitu pengantin wanita membersihkan kaki pengantin pria setelah menginjak telur mentah. Namun, yang paling umum dalam tradisi panggih biasanya menggunakan gantalan sirih untuk balangan yaitu kedua pengantin saling melemparkan dengan lintingan sirih.
Lemparan dari pengantin pria memiliki arti bimbingan untuk menggapai cita-cita luhur serta rasa tanggung jawab. Sedangkan lemparan pengantin putri diartikan godhang kasih membalas dengan lemparan bakti yang penuh rasa cinta kasih suci.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait