Acara Ngasah kali ini juga menampilkan budayawan-budayawan Forko Pancer antara lain Noufel Wangsajelata dan Nana Suryajati serta R. Oon Andhiono, S. yang turut pula memberikan pandangan tentang tradisi panjang jimat serta adat tradisi budaya cirebon lainnya yang hingga saat ini masih dipertahankan sebagai tradisi kearifan lokal cirebon.
Sementara Kepala Lurah Kelurahan Kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Bpk. Deny Rochman yang hadir pada acara Ngasah tersebut mengatakan bahwa acara ngaji lan kanda sejarah memang harus secara berkesinambungan dilaksanakan karena sifatnya edukasi kepada masyarakat terkait sejarah dan budaya kearifan lokal Cirebon, terlebih dengan tidak adanya kurikulum pelajaran sejarah daerah sebagai muatan lokal pendidikan.
" Kami selaku aparatur pemerintahan tingkat kelurahan sangat senang dan mengapresiasi serta mendukung kegiatan seperti ngaji lan kanda sejarah ini, terlebih acara ngasah ini diselenggarakan di Mesjid Pejlagrahan yang masih berada di wilayah Kesepuhan". Tegas Deny Rochman.
Acara Ngasah juga dihadiri oleh seluruh jajaran Pengurus DKM Masjid Pejlagrahan, Pengurus Kampung RW. O4 Siti Mulya, Juru Pelihara Masjid Pejlagrahan, Tokoh Seni Budaya Cirebon Achmad Tantowi Shilmy atau akrab disapa Papih Tanto yg juga Pembina Forko Pancer, warga sekitar juga tamu dan undangan lainnya.
Ketua Umum Forko Pancer, R. Dian Andhiawan Seminingrat yang akrab dipanggil Mama Dido dengan didampingi jajaran pengurus dan anggota Forko Pancer mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah memberikan dukungan dan membantu pelaksanaan acara Ngasah ini sehingga acara ini dapat berjalan lancar dan sukses.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait