JAKARTA, iNewsCirebon.id - Inilah Profil lengkap KH. Anwar Iskandar yang telah ditetapkan sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggantikan Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri pada 2022 lalu.
Mengenai keputusan ini tertuang dalam rapat Hasil Pleno MUI yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (15/8/2023).
"Rapat Pleno menetapkan bapak KH Anwar Iskandar sebagai Ketua Umum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri," terang Ketua Panitia Rapat Pleno MUI Rofiqul Umam Ahmad sebagaimana tertuang di laman resmi MUI.
Rofiq juga menyampaikan penetapan rapat pleno tersebut nantinya akan dibawa ke Rapat Paripurna MUI.
Profil KH Anwar Iskandar
Seperti diketahui bersama Anwar dikenal sebagai kiai senior Nahdlatul Ulama (NU), dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950. Ayahnya bernama KH. Iskandar (Askandar), pendiri dan pengasuh pondok pesantren “Mambaul Ulum” Berasan, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.
Selain itu, Ia juga merupakan pengasuh Pesantren Al-Amien Kota Kediri.
Anwar Iskandar begitu gigih menimba ilmu agama Islam dari pesantren yang satu ke pesantren yang lain. Ia pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, Pondok Al-Falah, Sarang, Rembang, hingga Pondok Minggen, Demak, Jawa Tengah.
Tahun 1970, dirinya telah menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab.
Pada tahun 1992 ia menjabat ketua Rais Syuriyah NU cabang kota Kediri. Lalu pada tahun 1997 diangkat menjadi wakil ketua Rais Syuriyah NU wilayah Jawa Timur. Kini, ia masih menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU periode 2022-2027.
Selain di PBNU, Anwar juga aktif di MUI yang sebelumnya pernah menjadi Ketum MUI, Anwar tercatat sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI 2020-2025.
Tak hanya di bidang agama, Anwar juga dikenal aktif di dunia politik. Ia sempat diangkat menjadi ketua Dewan Syuro PKB wilayah Jawa Timur pada tahun 1998.
Ia juga pernah menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur dan juga pernah mendirikan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pada tahun 2008.
Menghadapi dinamika politik yang terus berkembang belakangan ini, Anwar telah menyatakan sikap supaya semua pihak yang akan terlibat dalam pemilu 2024 agar tidak membawa-bawa NU dalam politik praktis.
Hal itu dilakukan agar identitas NU tidak dipakai demi mengais suara untuk memenangkan kontestasi. Anwar menjelaskan NU saat ini tidak menjalankan politik praktis. Namun, politik NU adalah politik kenegaraan untuk menyelamatkan negeri ini.
"PBNU sudah mencanangkan tekad besar bahwa NU harus menjadi rumah yang mengayomi seluruh warganya dari latar belakang politik atau kepentingan apa pun," ujar Anwar dikutip dari laman resmi NU.
Dukungan bagi Anwar Iskandar juga terus mengalir, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf juga turut mendukung dirinya.
Dalam kehidupan berkeluarga, Anwar Iskandar menikah pertama pada tahun 1975. Pada saat itu beliau dinikahkan oleh KH Mahrus Ali dengan seorang wanita asal Jamsaren Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyah Jamsaren, yaitu Kyai Sa'id. Dari pernikahan pertama ini KH Muh. Anwar Iskandar dikaruniai satu putra dan lima putri.
Pada tahun 1990, Anwar Iskandar menikah kedua kalinya dengan ibu Nyai Hj. Yayan Handayani dari Bogor yang hingga sekarang mendiami pondok pesantren Al-Amin. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai tiga putra dan satu putri.
Itulah profil lengkap KH Anwar Iskandar yang ditetapkan sebagai Ketua Umum MUI.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait