Albert Einstein Kaitkan Kiamat dengan Lebah, Simak Lengkap Penjelasannya

Wasis Wibowo
Albert Einstein (Foto : okezone/PRI.org)

JAKARTA, iNews.id - Seorang ilmuan jenius Albert Einstein yang berasal dari Jerman hidup pada 1879-1955 terkenal atas pengembangan teori relativitas dan mekanika kuantum. Beberapa prediksi Einstein tentang teori relativitas, laser, hingga bom atom, sudah terbukti. Lalu, bagaimana pendapat Einstein tentang kiamat atau akhirnya alam semesta? Salah satu prediksi Einstein tentang kiamat yang paling terkenal dan sering dikutip adalah dikaitkan dengan musnahnya lebah. Einstein mengatakan, “Jika lebah menghilang, maka peradaban manusia akan hilang sepenuhnya dalam waktu empat tahun."

Hal ini dapat dijelaskan secara logis dan sains, karena lebah memainkan peran yang sangat penting di alam. Sebab lebah dapat membantu banyak tanaman untuk penyerbukan. Di antara 1.330 tanaman yang menopang kehidupan manusia, dibutuhkan lebih dari 1.000 spesies lebah untuk penyerbukan.

Begitu tidak ada lebah kecil yang tersisa, konsekuensinya benar-benar malapetaka. Prediksi Einstein masuk akal, sebab jika tidak ada lagi lebah, tidak ada lagi penyerbukan, tidak ada lagi tumbuhan, tidak ada lagi hewan, tidak ada lagi manusia.

Hanya lagi-lagi, menjadi misteri besar tentang kiamat, kapan waktu itu akan terjadi? Belum ada yang bisa menjawab pasti. Bahkan beberapa prediksi sebelumnya yang menyebutkan detail waktu terjadi kiamat, misalnya tahun 2012, ternyata meleset.

Ada yang mengaitkan Einstein memprediksi kiamat bakal terjadi pada tahun 2060. Namun, prediksi ini ternyata berasal dari prediksi Sir Isaac Newton pada tahun 1740. Sir Isaac Newton, yang juga dikenal sebagai salah satu pemikir paling tajam dalam sejarah umat manusia, percaya bahwa Kiamat akan datang pada tahun 2060, tepat 1.260 tahun setelah berdirinya Kekaisaran Romawi Suci.

Namun keyakinan ilmuwan yang telah mengungkap hukum gravitasi dan gerakan planet ini tentang kiamat bukan berdasarkan kalkulasi sains, tapi dari keyakinan agamanya.

Dalam sebuah surat dari tahun 1704 yang dipamerkan di Universitas Ibrani Yerusalem, terungkap bahwa Newton menggunakan Kitab Daniel dalam Alkitab untuk menghitung kapan waktu Kiamat terjadi. Catatan itu mengungkapkan sisi spiritual yang mendalam dari seorang pria yang biasanya dianggap sebagai seorang rasionalis yang kuat. Begitu juga dengan Albert Einstein, sangat percaya pada agama.

 

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network