JAKARTA, iNews.id - Timnas Thailand baru saja merengkuh gelar juara Piala AFF 2020. Namun, pelatih Thailand, Alexandre Polking malah menerima hujatan dan kritikan dari fans Tim Gajah Perang.
Sebagaimana diketahui, Thailand mengukuhkan diri sebagai pemegang gelar Piala AFF terbanyak. Mereka kini mengoleksi enam gelar ajang sepak bola se-Asia Tenggara dua tahunan tersebut.
Thailand mengangkat Piala AFF 2020 usai mengalahkan Indonesia pada partai puncak. Chanathip Songkrasin dan kolega membekuk Indonesia dengan skor telak 4-0 pada leg pertama, dan menahan imbang 2-2 pada leg kedua. Timnas Thailand menjuarai Piala AFF 2020 seusai mengalahkan Indonesia di final dengan agregat 6-2.
Mereka juga menunjukkan diri sebagai tim paling produktif sepanjang turnamen.
Kendati demikian, para pendukung Thailand justru kecewa kepada racikan taktik Mano - panggilan akrab Alexandre Polking. Mereka menilai taktik Mano belum memiliki sistem bermain yang jelas. Dua gol yang bersarang ke gawang Thailand pada leg kedua dijadikan contoh.
Mereka menilai Thailand hanya akan mandek di level Asia Tenggara dan akan terus menjadi bulan-bulanan di level Asia.
Salah satu komentar pedas fans pun menyinggung Timnas Indonesia. Fans tersebut menilai Thailand bisa-bisanya kecolongan dua gol oleh skuad Garuda yang berisikan pemain muda.
“Dua kali kebobolan oleh skuad muda Indonesia, saya hanya beri nilai 10 dari 100 kepada Mano, karena saya belum melihat gaya bermain yang jelas, mengubah taktik setiap laga hanya untuk hasil jangka pendek,” kata salah seorang pendukung Thailand dilansir Bogda24h, Selasa (4/1/2022).
Gelandang Timnas Indonesia, Ricky Kambuaya (kiri) merayakan gol ke gawang Thailand pada laga leg kedua final Piala AFF 2020 di Stadion National, Singapura, Sabtu (1/1/2022). (Foto: Instagram/@PSSI)
Selain itu, Thailand juga dituding bermain kotor pada babak gugur Piala AFF 2020. Salah seorang fans menilai para pemain Thailand akan diusir ke luar lapangan satu persatu jika Piala AFF menggunakan Video Assistant Referee (VAR).
“Setiap kartu kuning bukan untuk kebaikan tim, tetapi karena niat mereka untuk menyakiti pemain lawan. Kebiasaan yang hilang beberapa waktu silam ini muncul kembali,” kata pendukung Thailand yang lain.
“Jika pertandingan Asia Tenggara memiliki VAR, maka kami akan kehilangan pemain,” imbuhnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait