JAKARTA,iNewsCirebon.id - Kisah manusia kerdil di Indonesia yang hidupnya tinggal di goa, salah satunya Suku Oni yang diketahui sebagai kelompok suku primitif yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Keunikan dari suku ini dikenal dengan kondisi fisiknya yang mungil, atau kerdil dibandingkan dengan rata-rata masyarakat Indonesia saat ini.
Meski sejauh ini masih belum ditemukan bukti konkrit dari keberadaan dari suku Oni, namun cerita tentang suku ini masih dipercaya oleh sebagian besar orang, seolah sudah menjadi legenda urban.
Lantas apakah keberadaan suku Oni ini benar-benar ada? Berikut ulasannya dirangkum pada Selasa (8/11/2022).
Menurut sebagian warga di sekitar pegunungan Bone suku Oni adalah sebagai manusia setengah siluman, karena sulit dijumpai dan bisa tiba tiba menghilang dalam kerimbunan hutan.
Namun, ada juga yang menganggapnya sebagai makhluk biasa, hanya secara fisik lebih kecil. Bahkan, hingga kini cerita akan keberadaan suku Oni masih simpang siur. Suku Oni diduga hidup di dalam gua-gua yang ada di dalam hutan.
Menurut Ajiep Padindang, budayawan sekaligus mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Sulawesi Selatan menuturkan, dahulu suku Oni dikenal sebagai orang yang sangat baik bahkan mau bergaul dengan warga Dusun Dekko. Bila ada warga yang akan menggelar hajatan perkawinan, suku Oni selalu meminjamkan perabotnya seperti piring dan mangkuk.
Namun, warga mematahkan kepercayaan tersebut, dengan seringkali tidak mengembalikan barang-barang yang dipinjamkan oleh suku Oni. Akibat hal tersebutlah, anggota suku Oni membatasi Pergaulan dengan warga Desa.
Keberadaan suku Oni pertama kali diungkapkan oleh Ahmad Lukman, mantan kepala desa Mappesangka. Dia mengaku pernah berjumpa dengan orang orang yang tingginya sekitar 70 cm ini. Bahkan dia mengaku pernah mengunjungi tempat tinggal mereka di dalam gua, di kawasan hutan Tanjung palette.
“Waktu terpilih menjadi kepala desa untuk pertama kalinya sekitar 18 tahun lalu, saya diundang oleh kepala suku Oni masuk ke dalam perkampungan mereka, untuk mencapai permukiman itu kita harus berjalan sekitar 3 km. Saat hendak masuk memang agak sulit karena mulut gua sangat kecil, hanya bisa dilalui orang kerdil saja, tapi di dalam gua, keadaannya sudah berbeda terlihat sangat luas bahkan bertingkat tingkat" kata Lukman, yang dikutip dari akun YouTube Bone Terkini (4/11/2022).
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait