Deretan 4 Negara Dimana Toilet Susah Ditemukan, Apakah Indonesia Termasuk

Intan Afika Nuur Aziizah/ Net Cirebon
Deretan 4 Negara Susah Temukan Toilet, Apakah Indonesia Termasuk. Foto : Istimewa

JAKARTA,iNewsCirebon.id - 4 Negara di mana toilet susah untuk ditemukan akan diulas dalam artikel ini. Toilet menjadi salah satu kebutuhan yang harus dimiliki. Tidak lain dan tidak bukan, ruangan ini digunakan untuk buang air kecil dan buang air besar.

Anda wajib bersyukur jika saat kebelet buang air, Anda bisa dengan mudah menemukan toilet bersih dan punya air bersih di Indonesia. Sebab, tak semua orang cukup beruntung bisa memiliki toilet yang layak.

Anda bahkan akan kesulitan menemukan toilet jika kebelet buang air besar di empat negara ini.Di mana saja? Dihimpun dari berbagai sumber, simak selengkapnya berikut ini.

1. India

Masyarakat di India lebih terbiasa buang air besar dan kecil di tempat terbuka. World Health Organisation (WHO) mencatat, setidaknya sebanyak 626 juta orang di India pada 2012 buang hajat di tempat terbuka, mulai dari rerumputan, semak, atau sungai. Jumlah itu luar biasa besar, mengingat populasi total India adalah sekitar 1,3 miliar jiwa.

Angka itu menempatkan India di peringkat teratas sebagai negara dengan orang yang paling banyak melakukan praktik buang hajat sembarangan.

Jumlah itu juga lebih dari dua kali lipat total orang yang melakukan praktik yang sama di 18 negara lainnya. Demi mengatasi kebiasaan buruk ini, pemerintah bahkan sampai membuatkan peraturan akan menggaji 450 ribu per bulan bagi keluarga yang rajin memakai toilet umum.

2. Ethiopia

Toilet sangat sulit ditemukan di Ethiopia. Bahkan, berdasarkan laporan Charity WaterAid, merupakan sebuah fakta jika Ethiopia ‘memimpin dunia’ dalam hal kelangkaan toilet.

Pasalnya, negara terpadat penduduk kedua di Afrika ini, sekitar 93 persen warganya tidak punya akses toilet yang layak.

Selama ini, penduduk Ethiopia buang air besar dan kecil di kakus terbuka dan tak layak. Tentu saja kebiasaan ini menimbulkan bau tak sedap serta penyebaran penyakit, salah satunya diare. Hampir 140 ribu siswa meninggal dunia akibat diare dan penyakit lainnya setiap tahun.

Maka, bersyukurlah Anda jika saat kebelet di mall atau tempat umum Anda masih bisa menemukan toilet, ya meskipun harus membayar Rp2.000 dahulu.

3. Afrika Selatan

Data lembaga statistik nasional Afrika yang dipublikasikan pada 2009 menyebutkan, sekitar 6,6 persen rumah tangga di Afrika Selatan tidak memiliki toilet. Mereka kebanyakan menggunakan ember atau pispot guna menggantikan fungsi utama toilet.

Minimnya kehadiran toilet dalam rumah tangga di Afrika Selatan, utamanya pemukiman kumuh di kawasan Cape Town, ini akhirnya memicu terjadinya perang toilet antara pemerintah dan oposisi.

Ketika mantan Presiden Jacob Zuma memerintah, kaum miskin dan tunawisma secara sengaja membuat toilet terbuka di tempat umum. Namun, pemerintah beranggapan kebijakan membuat toilet terbuka merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Sementara, oposisi berpandangan membuat toilet terbuka merupakan solusi efektif. Selain itu, hal ini juga dijadikan sebagai lambang ketidakpedulian pemerintah lokal meski apartheid atau pemisahan ras antara kulit putih dan hitam telah berakhir hampir 20 tahun lalu.

4. Indonesia

Ternyata Indonesia juga pernah masuk list negara darurat toilet. Di Hari Toilet Sedunia tahun 2015, Indonesia dinyatakan sebagai negara kedua setelah India, yang penduduknya suka buang air sembarangan.

Saat itu, terhitung sekitar 18 juta orang di perkotaan dan 37 juta orang di pedesaan orang masih melakukan buang air besar sembarangan.

Jumlah terbanyak terjadi di daerah-daerah terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. Hingga sekarang, bahkan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan masih susah toilet dan air bersih.

Kondisi kekurangan tempat buang air ini memang masalah klasik yang sudah mendarah daging. Bahkan, seperti di India, pemerintah harus memaksakan dahulu agar penduduk mau buang air di toilet umum yang sudah tersedia.

Padahal dari sudut pandang kesehatan, buang hajat sembarangan tak bisa dianggap remeh. Lingkungan yang tercemar oleh tinja rentan akan penyebaran sejumlah penyakit, termasuk diare, kolera, demam tifoid, demam paratifoid, disentri penyakit cacing jambang, ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit, dan masih banyak lainnya.

Potensi penularan lebih tinggi di kawasan beriklim tropis, terutama karena lalat. Jika orang buang hajatnya sembarangan, lalat berpotensi melakukan kontak dengan tinja manusia untuk menempatkan telurnya pada tinja, sebab tinja mengandung bahan-bahan yang dapat menjadi makanan lalat. Dampaknya, ada ratusan nyawa melayang karena penyakit yang datang dari buang hajat sembarangan tersebut.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network