BANDUNG, iNews.id - Fakta dan Kebiasaan Unik Orang Sunda, mungkin Anda sudah tahu ciri khasnya. Tetapi untuk tahu lebih lengkap tentang orang Sunda, simak artikel berikut.
Suku Sunda merupakan kelompok etnis di bagian barat Pulau Jawa. Tatar Pasundan mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta dan wilayah barat Jawa Tengah, seperti Cilacap dan Banyumas.
Populasi Suku Sunda secara signifikan juga dapat ditemukan di wilayah provinsi lain di Indonesia maupun luar negeri, seperti, Jepang, Taiwan, dan negara lain yang menjadi tempat penyebaran Suku Sunda.
Dalam melakukan interaksi sosial, masyarakat Sunda dituntut untuk mematuhi berbagai nilai budaya yang berlaku dalam kehidupan. Di antaranya yang berhubungan dengan etika Sunda.
Di lingkungan sosial budaya Suku Sunda terdapat ungkapan ciri sabumi cara sadesa yang artinya, beda tempat, berbeda pula adat istiadat, budaya, dan kebiasaannya. Ungkapan tersebut menekankan, setiap lingkungan ada adat istiadat yang mempengaruhi perilaku masyarakatnya.
Apabila ungkapan tersebut dikaitkan dengan etika, dapat dikatakan masyarakat Sunda memiliki kesadaran di setiap lingkungan sosial budaya, tak terkecuali lingkungan Suku Sunda, tentu memiliki nilai-nilai etik yang diterima dan disepakati.
Nilai-nilai etik itu menjadi acuan perilaku masyarakat Suku Sunda secara umum.
Berikut 14 Fakta dan Kebiasaan Unik Orang Sunda:
1. Sopan, Ramah, dan Murah Senyum
Fakta dan kebiasaan unik orang sunda yang pertama yaitu sopan, ramah dan murah senyum. Orang Sunda memiliki pedoman hidup saling menghargai sesama. Maka dari itu, masyarakat Suku Sunda akan selalu ramah senyum serta sopan kepada siapa saja termasuk kepada orang yang belum dikenalnya.
Seperti istilah kawas gula eujeung peueut yang memiliki arti seperti gula dengan hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih. Masyarakat Sunda menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kesopanan.
tulah mengapa orang Sunda dikenal murah hati seperti filosofi someah hade ka semah yang artinya, ramah, bersikap baik, dan memuliakan tamu atau orang lain.
2. Pelafalan Huruf F Sering Dibaca P
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda berikutnya yaitu sering menyebut huruf F dibaca P atau V menjadi P. Hal ini dikarenakan huruf tersebut tidak dikenal dalam aksara Sunda (Kaganga) pada zaman dahulu. Sehingga menciptakan sebuah kebiasaan turun temurun, meskipun tidak semuanya demikian. Contoh, fitnah sering dibaca pitnah. Konferensi sering dibaca oleh mereka Konperensi.
3. Logat Berbicara yang Khas
Setiap suku di Indonesia pasti memiliki logat atau dialek khas ketika berbicara. Begitupun dengan masyarakat Suku Sunda. Biasanya orang Sunda berbicara dengan logat mendayu-dayu seperti ada nada bergelombang.
Dari logat bicaranya saja kita dapat mengetahui jika mereka orang Sunda. Ketika berbicara menggunakan bahasa Indonesia pun akan tetap terdengar logat Sundanya. Mereka memiliki intonasi masing-masing yang kadang terdengar lucu bagi sebagian orang.
4. Lucu dan Humoris
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda berikutnya yaitu lucu dan humoris. Mayoritas masyarakat Suku Sunda memiliki selera humor yang tinggi. Terbukti dari beberapa tokoh dan publik figur yang dikenal humoris seperti Sule, Ridwan Kamil, dan masih banyak lagi.
Terdapat beberapa jenis lawakan dari Suku Sunda yang dikenal dengan nama sisindiran, yaitu sejenis pantun ala Sunda yang selalu berisi sampiran dan isi yang lucu. Lalu ada dongeng lucu ala cangehgar hingga dari ceramah lucu yang sering dihadirkan oleh mubaligh dari Sunda. Selain itu terdapat pula lawakan Ohang, Bobodoran Wayang Golek, dan masih banyak lainnya.
5. Ketika Berbicara Sering Menambah Kata Teh, Atuh, dan Mah
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda selanjutnya adalah penambahan pada perkataan. Contoh: “Saya teh asli Sunda”, “Kumaha atuh ari kitu mah?”. Terdapat sesuatu yang unik dari penambahan kata tersebut, yaitu tidak memiliki perubahan arti.
Namun hal tersebut tetap diucapkan sampai sekarang. Orang Sunda telah terbiasa dengan penambahan kata tersebut dan dianggap sebagai keunikan yang mereka miliki.
6. Menjunjung Tinggi Budaya
Masyarakat Suku Sunda dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi budayanya. Maka tak heran, jika mengunjungi beberapa wilayah di Jawa Barat, kalian akan banyak menemui cagar budaya asli yang masih terus dilestarikan.
Contohnya pertunjukan angklung, sisingaan, dan lain sebagainya. Hal itu tentu sangat bagus untuk memperkenalkan seni budaya Sunda ke berbagai daerah lain hingga mancanegara.
7. Memiliki Tekstur Wajah dan Kulit yang Khas
Selain dari beberapa sifat dan sikap yang unik, orang Sunda pun dikenal memiliki tekstur wajah serta kulitnya yang khas. Keturunan Suku Sunda biasanya akan memiliki tekstur wajah kalem dan kulit putih atau sawo matang.
Orang Sunda dapat dikatakan sebagai suku yang memiliki warna kulit cenderung putih, sehingga tampak menarik di Indonesia yang mayoritas memiliki warna kulit sawo matang hingga cokelat.
8. Pandai Membuat Akronim yang Mudah Diingat
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda berikutnya, yaitu, pandai memuat akronim yang mudah diingat. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Contoh yang terkenal adalah jenis makanan Cilok yang berarti Aci Dicolok, Cireng: Aci Digoreng, Cinlok: Cinta Lokasi, Combro: Oncom Dijero dan masih banyak lainnya. Meskipun kadang terdengar aneh tapi kebiasaan orang Sunda ini sukses membuat jajanan kuliner Sunda menjadi viral.
9. Menyapa dengan Nada Romantis
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda berikutnya yaitu menyapa dengan nada romantis. Pastinya, kalian pernah mendengar orang Sunda berbicara “punten a’a” atau “neng geulis pisan”. Kata tersebut merupakan sapaan dengan nada yang halus kepada lawan jenis.
Kebiasaan masyarakat Suku Sunda yang ini memiliki nada bicara yang romantis. Hal ini disebabkan oleh logat bicara yang hanya dimiliki oleh orang Sunda. Jadi, bukan hanya dalam hubungan percintaan saja hal ini diterapkan oleh orang Sunda.
10. Memiliki Nama Unik
Kebiasaan orang tua zaman dahulu atau yang sering disebut kolot baheula, lebih senang memberi nama anak mereka dengan nama seperti: Maman, Jajang, Enjang, Asep, Dede, Cecep, Encep, Kokom, Elis. Kemudian nama tersebut dikombinasikan dengan akhiran yang sama dengan awalan namanya menjadi Asep Surasep, Cecep Gumasep, Dede Sunade, Maman Suherman, dan masih banyak lainnya.
Kolot baheula (orang tua dulu) di masyarakat Suku Sunda, sering memberi nama anak mereka dengan awalan Asep yang konon katanya berasal dari kata kasep yang artinya tampan dengan harapan supaya anaknya menjadi orang tampan, baik, dan banyak digandrungi, meskipun pada realitanya terkadang berlawanan. Bahkan nama Asep ini karena sangat banyak hingga ada yang membuat komunitas nama Asep.
11. Terkenal dengan Gareulis dan Karasep
Wilayah Sunda cukup dikenal dengan perempuannya yang gareulis atau cantik dan laki-lakinya karasep atau tampan. Bahkan ada beberapa wilayah yang masih kental adat istiadat Sunda, masyarakatnya memiliki kecantikan alami serta jauh dari polesan make up. Karena itu, sifat polos yang ditampilkan pun sangat kuat, sehingga menambah kesan menarik.
12. Penggemar Petai dan Jengkol
Jika berbicara soal makanan, tentu saja kurang lengkap apabila tidak membahas mengenai petai dan jengkol. Makanan dengan aroma bau yang khas ini mungkin banyak tidak disukai oleh sebagian orang. Tapi lain halnya dengan selera orang Sunda.
Makanan ini menjadi kesukaan mereka meski aromanya yang menyengat. Umumnya, mereka sangat menyukai lalapan, petai, dan jengkol yang dijadikan sebagai pelengkap dan penambah cita rasa dalam menikmati makanan.
1Ze3. Tradisi Makan Berjamaah
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda berikutnya yaitu tradisi makan berjamaah dengan banyak orang, teman, tetangga, dan saudara. Biasanya mereka makan nasi yang diletakkan di atas daun pisang yang dilebarkan bersamaan dengan lauk-pauknya.
Ada beberapa istilah untuk makan berjamaah orang Sunda ini, antara lain: bancakan, botram, dan papahare. Bancakan artinya kegiatan menyantap makanan secara berjamaah yang makanannya itu diletakkan di atas wadah berupa nyiru yang terbuat dari anyaman bambu.
Makanannya diletakkan di atas nyiru dengan menggunakan alas daun pisang. Sedangkan botram, kegiatan makan nasi berjamaah secara lesehan dengan alas daun pisang dilengkapi lauk pauk.
Papahare yang juga hampir sama dengan botram, yaitu, makan berjamaah di satu tempat yang direncanakan tetapi bukan di restoran dan setiap orang membawa makanan sendiri-diri dari rumah. Kemudian disantap dan saling bertukar lauk dengan yang lain dan alat makannya tidak memakai daun pisang, bisa menggunakan piring.
14. Mayoritas Orang Sunda Tidak Suka Merantau
Fakta dan kebiasaan unik orang Sunda berikutnya, yaitu, tidak suka merantau. Kebiasaan turun-temurun orang Sunda ingin mengabdi untuk daerahnya. Daerah Bandung misalnya, di sana menjadi ladang untuk berdagang karena dikenal sebagai kota tujuan wisata.
Seiring perkembangan zaman, banyak juga ditemui orang Sunda di perantauan terkhusus untuk tujuan pendidikan seperti orang Sunda merantau kuliah ke luar daerah. Perlu diapresiasi pengabdian orang Sunda yang tidak merantau dan berkontribusi untuk daerahnya.
Itu dia ulasan mengenai fakta dan kebiasaan unik orang Sunda yang secara turun-temurun diwariskan ke generasi selanjutnya.
Orang Sunda dapat dikatakan sebagai suku yang memiliki warna kulit cenderung putih, sehingga tampak menarik di Indonesia yang mayoritas memiliki warna kulit sawo matang hingga cokelat.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait