MAJALENGKA, iNews.id - Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional merupakan bentuk penilian atau evaluasi secara menyeluruh terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka pemetaan mutu pendidikan. Penegasan itu disampaikan Kepala Kemenag Majalengka H Moh Mulyadi melalui Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Dr.H. Saepulloh saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (27/9/2021).
Menurut dia, Asesmen Nasional sendiri dirancang tidak hanya sebagai pengganti Ujian Nasional, dan ujian sekolah berstandar nasional, namun sebagai penanda perubahaan paradigma tentang evaluasi pendidikan yang menyentuh terhadap semua unsur yang ada di sekolah atau madrasah. Karena penilian sendiri sasaranya selain siswa, juga melibatkan guru, kepala madrasah dan lembaga pendidikan itu sendiri. Berbeda ketika UN dilaksanakan itu hanya melibatkan siswa sendiri.
Bahkan Asesmen sendiri, lanjut dia, tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses dan hasil.
"Saat ini sudah memasuki tahun pelajaran 2021/2021 dan ditengah diterapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk tingkat madrasah aliyah, sedangkan bagi Madrasah Tsnawiyah (Mts) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) belum,"katannya.
Sedangkan Asesmen Nasional ini terdiri dari tiga bagian. Yakni, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Menurutnya, terkait AKM nantinya akan untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.
Kemudian survei karakter itu dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
"Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif," jelasnya.
Sedangkan survei lingkungan belajar, nantinya untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. "Hasil Asesmen Nasional intinya tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya," jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Majalengka Asep Eka Mulyana menambahkan, Asesmen Nasional ini menjadi salah satu alternatif transformasi pendidikan di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pengajaran, dan lingkungan belajar di satuan pendidikan.
"Melalui asesmen bisa lebih berfokus, diharapkan perbaikan kualitas, layanan pendidikan bisa semakin efektif," katanya.
Bahkan, menurut dia, Asesmen Nasional setidaknya tidak memerlukan persiapan khusus, seperti bimbel yang berpotensi membuat siswa menjadi stres.
"Sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa Asesmen Nasional tahun ini 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen Nasional," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya sangat mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional mulai tahun 2021 sebagai bagian dari reformasi pendidikan Indonesia pada umumnya, khususnya di Majalengka.
Editor : Miftahudin