get app
inews
Aa Read Next : 8 Pemandian Air Panas di Jawa Barat dengan Pemandangan Terbaik

Situs Bersejarah Makam Kapitan Tionghoa Berusia 155 Tahun Ditemukan di Sukabumi

Selasa, 21 September 2021 | 14:01 WIB
header img
Makam bersejarah yang usianya 155 tahun ditemukan saat akan pengerjaan proyek Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) di Sukabumi. (Foto: iNews.id/Dharmawan Hadi)

SUKABUMI, iNews.id - Sebuah makam bersejarah berusia 155 tahun nyaris terlupakan. Makam yang dibangun pada tahun 1906 itu adalah tempat persemayaman Sim Keng Koen, seorang birokrat Tionghoa-Indonesia pertama di Sukabumi pada era Hindia Belanda. 

Lokasi makam tersebut berada di Jalan Kapitan, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Di tempat itu pula disemayamkan istri Kapitan Sim Keng Koen, Fransisca Louisa Zecha pada tahun 1939. 

Keberadaan makam bersejarah itu kembali terkuak setelah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi hendak membangun sebuah Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) seluas 200 meter persegi, tepat di depan pusara yang kini kondisinya sudah rusak.

BACA JUGA:

Merawat Situs Bersejarah di Ketinggian 1.020 MDPL

Para pegiat sejarah yang tergabung dalam Yayasan Dapuran Kipahare kemudian bergerak agar situs bersejarah itu tak dibongkar akibat dampak pembangunan TPS3R.

 Ketua Komunitas Yayasan Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah mengatakan, Kapitan Sim Keng Koen adalah seorang pesohor di zamannya, dikenal sebagai pimpinan etnis Tionghoa-Indonesia. Keberadaan Kapitan Sim Keng Koen membawa pengaruh terhadap pembangunan Sukabumi yang pada saat itu berada di bawah pimpinan Hindia Belanda. 

"Kita sempat khawatir makam bersejarah ini dibongkar. Kemudian kita juga khawatir nantina tidak ada akses masuk ke lokasi. Kebetulan kita juga sedang ada inventarisasi benda-benda dan peninggalan cagar budaya. Ini menjadi salah satu referensi untuk dijadikan objek cagar budaya nantinya. Apalagi Kota Sukabumi kan punya Perda tentang Cagar Budaya," kata Irman kepada wartawan, Selasa (21/9/2021). 

Belasan Makam di Rembang Hilang Diterjang Ombak Rencananya, lanjut Irman, akan dilakukan upaya perawatan dan pemugaran terhadap makam tersebut. 

Apalagi, Kapitan Sim Keng Koen merupakan salah satu simbol sejarah panjang perjalanan masyarakat Tionghoa di Sukabumi. 

"Tentu ini sangat layak dijadikan cagar budaya. Kita sedang inventarisasi agar bisa diajukan sebagai situs cagar budaya oleh pemerintah. Untuk perawatan dan pemeliharaannya bisa dilakukan bersama. Kompleks pemakaman ini sekitar 20 meter persegi dengan tiga tingkatan. Dulunya tempat ini sangat megah. Langkah awal akan kita benahi dulu dan akan dipasangi plang sebagai tanda bahwa di tempat ini terdapat sebuah situs bersejarah," ujar Irman. 

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSTMI) Kota Sukabumi juga turut menyambangi lokasi tersebut. Ketua PSTMI Kota Sukabumi, Tan Wijaya menyebut, sampai saat ini tengah berupaya untuk mencari keberadaan keluarga atau ahli waris mendiang Kapitan Sim Keng Koen. 

"Kita coba cari jalan agar makam bersejarah ini bisa dilestarikan. Kita cari dan hubungi pihak keluarganya dulu karena di lingkungan Tionghoa ini ketika mau memugar makam ada aturannya. Kemudian kami akan ikut membantu membenahi dan mendorong agar lokasi ini bisa dijadikan Cagar Budaya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa leluhur dan pahlawannya," kata Tan Wijaya. 

Diwawancarai di lokasi yang sama, Sekretaris DLH Kota Sukabumi, Endah Aruni mengaku baru mengetahui bahwa ada makam bersejarah di lokasi tersebut. 

"Kita juga belum tahu, baru sekarang. Di DLH juga tidak ada data ini. Tidak tersampaikan informasi-informasinya. Kita ambil hikmahnya, ternyata dari rencana pembangunan TPS3R ini jadi ketemu ada situs bersejarah di Kota Sukabumi. Tapi pembangunan TPS3R tetap jalan," kata Endah. 

Sementara itu, Lurah Cikundul Agus Heryanto juga baru mengetahui ada situs bersejarah di wilayahnya. 

"Kebetulan situs ini memang minim referensi. Hikmah dari pembangunan TPS3R jadi diketahui ada situs bersejarah. Kalau dulu sebelum ada rencana pembangunan TPS3R di sini seperti hutan, banyak pepohonan dan rerumputan jadi tertutupi. Pokoknya tidak terlihat. Tentu ini bisa jadi potensi wisata sejarah di kawasan kami. Mungkin untuk ke depan kita akan libatkan komunitas Tionghoa, kita kerja bakti dan pasang plang supaya ini bisa dikenal," ucap Agus. 

Editor : Sazili Mustofa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut