get app
inews
Aa Text
Read Next : Monyet Liar Serang Anak-Anak di Jatimerta Cirebon Warga Resah dan Minta Tindakan Cepat

Inilah Lagu-Lagu yang Viral di Tahun 2025: Menampilkan Perpaduan Tarian dan Nuansa Kedaerahan 

Minggu, 19 Oktober 2025 | 10:10 WIB
header img
Tahun 2025 dipenuhi oleh deretan lagu Indonesia yang viral di media sosial, khususnya TikTok dan Instagram Reels. Salah satunya lagu Stecu. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsCirebon.id – Tahun 2025 dipenuhi oleh deretan lagu Indonesia yang viral di media sosial, khususnya TikTok dan Instagram Reels.

Lagu-lagu ini tak hanya populer karena iramanya yang mudah diingat, tapi juga karena dipadukan dengan tarian khas serta nuansa budaya daerah.

Salah satu yang paling menonjol adalah lagu “Tabola Bale” dari Silet Open Up, yang sudah digunakan lebih dari 1,6 juta kali di Reels dan diputar 150 juta kali di Spotify. 

Lagu ini menarik karena memadukan bahasa Minang dan Melayu dengan dialek Indonesia Timur. Tarian khas yang diciptakan OFC Genas bahkan menjadi tren global di TikTok, dengan video berlatar Pantai Kei, Maluku Tenggara, ditonton 45 juta kali dan disukai 3,6 juta pengguna.

Masih dari wilayah timur Indonesia, lagu “Pica Pica” karya Juan Reza meraih 106 juta putaran di Spotify dan digunakan 452 ribu kali di Reels. Gerakan tarian dalam video klip Juan Reza menjadi inspirasi banyak pengguna yang kemudian membuat variasinya sendiri.

Kemudian ada lagu “Stecu Stecu” dari Faris Adam, musisi asal Maluku, yang juga viral dengan 121 juta putaran di Spotify. Lagu ini digunakan untuk gerakan "velocity" yang populer di TikTok, meskipun tidak memiliki variasi tarian sebanyak lagu lainnya.

Sementara itu, lagu “Bunga Hati” dari Salma Salsabil digunakan 145 ribu kali di Reels, tak hanya untuk menari, tapi juga sebagai latar berbagai aktivitas harian para pengguna.

Lagu “Alamak” dari Rizky Febian dan Adrian Khalif juga tengah naik daun. Digunakan 228 ribu kali di Reels dan telah mencapai 15 juta putaran di Spotify, lagu ini sering dipakai untuk konten bertema asmara.

Menariknya, lagu ini sempat digunakan bahkan sebelum resmi dirilis pada 3 Oktober. Saat dibawakan di Palembang, penampilan mereka langsung viral setelah Mahalini ikut menyanyikannya, membuat banyak orang memburu video konser tersebut.

Perubahan Lanskap Industri Musik

Pengamat musik Aldo Sianturi menyebut fenomena lagu-lagu viral ini mencerminkan pergeseran dalam konsumsi musik di Indonesia.

“Dulu popularitas ditentukan media besar atau label. Kini, algoritma TikTok dan Instagram, terutama konten tarian pendek, menjadi faktor penentu utama,” ujarnya.

Ia menambahkan, tren ini membuka jalan bagi musisi dari daerah yang sebelumnya kurang terekspos. “Ini adalah bentuk demokratisasi akses musik. Lagu bisa melejit dari lokal ke nasional hanya dalam hitungan minggu,” kata Aldo.

Industri musik dituntut gesit, dari distribusi digital hingga kolaborasi brand dan panggung live.

Wilayah Indonesia Timur, menurutnya, berpotensi jadi pusat pertumbuhan baru industri musik. Tantangannya adalah menjadikan viralitas ini sebagai batu loncatan menuju karier jangka panjang dan distribusi budaya yang lebih luas.

Identitas Daerah dan Kualitas Musik

Terkait kualitas, Aldo menekankan pentingnya membedakan nilai artistik dengan resonansi pasar. Banyak lagu viral yang secara komposisi sederhana, namun kuat dalam menyuarakan identitas budaya lokal.

“Kekuatan lagu ada pada otensitas bahasa, gaya hidup, dan representasi budayanya. Lagu menjadi sarana inklusi budaya,” jelasnya.

Beberapa lagu viral ini bahkan masuk nominasi AMI Awards 2025. Lagu “Garam & Madu” dari Tenxi, Naykilla, dan Jemsii masuk kategori Kolaborasi Rap/Hiphop Terbaik dan Karya Produksi Terbaik.

Sementara lagu seperti “Tabola Bale”, “Stecu Stecu”, dan “Pica Pica” bersaing di kategori Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Faris Adam lewat “Stecu Stecu” juga masuk nominasi Pendatang Baru Terbaik, bersaing dengan Fajar Noor, Prince Poetiray, Vanessa Zee, Wijaya 80, dan Zainul Basyar.

Fenomena ini menandai bahwa lagu viral bukan lagi sekadar tren sesaat, tapi bagian dari perubahan struktural dalam industri musik Indonesia.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut