Jejak Spiritual di Tanah Cirebon: Jamasan Pusaka Menyambut 1 Suro

Tahun ini, sebanyak 417 pusaka dibersihkan. Mulai dari senjata perang peninggalan masa kerajaan, hingga peralatan rumah tangga yang dulu digunakan oleh tokoh-tokoh penting di masa lampau. Semua dirawat dan dimuliakan.
“Bukan untuk disembah, bukan untuk didewakan,” tegas Prabu Diaz. “Kami hanya menjaga warisan leluhur, agar generasi mendatang tetap tahu dari mana mereka berasal.”
Namun tradisi spiritual ini tak berhenti di Jamasan saja. Dalam rangka menyambut 10 Muharram, yang dikenal sebagai hari istimewa bagi anak-anak yatim, Laskar Agung Macan Ali juga akan menggelar santunan untuk mereka. “Itu pesan dari Rasulullah,” kata Prabu Diaz, “bahwa 10 Muharram adalah harinya anak-anak yatim. Kita ingin ikut berbagi kebahagiaan.”
Di tengah modernitas yang terus mendesak tradisi ke pinggiran, Cirebon tetap bertahan sebagai saksi bisu kejayaan masa lalu—dan lewat Jamasan Pusaka, warisan itu terus dihidupkan, bukan hanya dalam bentuk, tapi juga dalam jiwa.
Editor : Miftahudin