get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus DBD di Kota Cirebon Meningkat, Pemkot Gencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Waspadai DBD!! Puluhan Warga Astana Gunung Jati Terjangkit, Pemdes Lakukan Ini

Senin, 05 Mei 2025 | 18:49 WIB
header img
Pemdes Astana melakukan fogging atau pengasapan di sejumlah titik yang dianggap sebagai lokasi potensial berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Foto : Riant Subekti

KABUPATEN CIREBON, iNews.id – Puluhan warga Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dilaporkan terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah warga harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat kondisi yang cukup parah.

Salah satu warga, Wandi, mengungkapkan bahwa anaknya menjadi salah satu korban yang kini sedang dirawat di RS Pertamina Klayan, Cirebon. Ia menyebut anaknya dinyatakan positif DBD setelah mengalami gejala panas tinggi disertai penurunan trombosit yang drastis.

"Anak saya demam tinggi selama beberapa hari. Setelah diperiksa ke rumah sakit, ternyata positif DBD. Sekarang masih dirawat di RS Pertamina Klayan," ujar Wandi saat ditemui pada Senin (5/5/2025).

Wandi berharap pemerintah desa setempat bisa segera mengambil langkah konkret untuk menanggulangi penyebaran penyakit tersebut. Ia mendesak agar dilakukan pemberantasan sarang nyamuk secara menyeluruh untuk mencegah penularan lebih lanjut kepada warga lainnya.

"Saya minta pemdes segera lakukan penyemprotan, jangan sampai korban terus bertambah. Ini sudah darurat," tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Desa Astana langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon melalui Puskesmas Gunung Jati. Langkah cepat yang diambil yakni melakukan fogging atau pengasapan di sejumlah titik yang dianggap sebagai lokasi potensial berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

Kuwu Desa Astana, Efi Saefulloh, menyampaikan bahwa pihaknya tidak tinggal diam dan segera mengambil tindakan pencegahan setelah menerima laporan dari warga.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Puskesmas dan langsung melakukan fogging di titik-titik yang dianggap rawan. Kami juga sedang melakukan pendataan warga yang terjangkit agar penanganannya lebih terarah," kata Efi.

Menurut Efi, penyemprotan dilakukan di sejumlah lokasi padat penduduk dan area yang memiliki potensi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti saluran air, bak mandi, dan tumpukan barang bekas.

Namun demikian, fogging dinilai belum cukup untuk membasmi sumber utama DBD jika tidak dibarengi dengan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

Kepala Puskesmas Gunung Jati, H. Amro, menegaskan bahwa peran aktif warga sangat dibutuhkan dalam menanggulangi wabah DBD. Ia mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan kerja bakti secara rutin sebagai langkah preventif.

"Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentik nyamuk tetap bisa berkembang jika lingkungan dibiarkan kotor. Yang lebih efektif adalah kegiatan 3M: menguras, menutup, dan mengubur barang-barang bekas. Kami imbau masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar," jelas H. Amro.

Hingga kini, pihak Puskesmas Gunung Jati terus melakukan pemantauan di lapangan serta mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan sebagai upaya utama dalam mencegah penyebaran DBD. Sementara pemerintah desa memastikan akan terus berkoordinasi untuk memperluas cakupan fogging apabila ditemukan titik-titik baru yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

 

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut