JAKARTA, iNews.id - Ghozali yang menjual foto selfie di NFT (Non-Fungible Token) dan mendadak kaya, turut mendongkrak popularitas OpenSea, perusahaan starup NFT.
Para pendiri OpenSea pun, menjadi miliarder setelah mendapat putaran pendanaan baru pada awal tahun 2022 ini.
Nilai perusahaan lokapasar daring (online marketplace) itu pun lompat menjadi USD13,3 miliar dari sebelumnya USD1,5 miliar pada enam bulan lalu.
Melansir Forbes, Selasa (25/1/2022), pendiri OpenSea Devin Finzer dan Alex Atallah masing-masing mengantongi kekayaan sekira USD2,2 miliar atau setara Rp31,5 triliun menurut perkiraan Forbes, dengan perkiraan kepemilikan 18,5% saham di OpenSea.
Didirikan pada Desember 2017, perusahaan rintisan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS) itu tergolong pemain awal di pasar NFT.
Sebagai catatan, NFT merupakan semacam file komputer yang digunakan untuk melacak kepemilikan aset digital unik seperti seni, musik dan bahkan kartu olahraga virtual, pada buku besar yang dikenal sebagai blockchain.
OpenSea menyebut dirinya sebagai platform peer-to-peer di mana pengguna dapat membuat, membeli, dan menjual semua jenis NFT, dengan imbalan potongan sebesar 2,5% dari setiap transaksi penjualan.
Ghozali Everyday (Foto: Okezone.com/Twitter)
Finzer dan Atallah berusia sekitar 30 tahun dan telah lama mengakrabi teknologi. Finzer yang saat ini menjabat CEO OpenSea dibesarkan di Bay Area. Mengenyam pendidikan di Brown University dan bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di Pinterest.
Pada tahun 2015, dia mendirikan startup pertamanya berupa mesin pencari bernama Claimdog dan setahun kemudian menjualnya ke Credit Karma dengan nilai yang dirahasiakan.
Sedangkan Atallah merupakan Chief Technology Officer (CTO) OpenSea kelahiran Colorado. Dia menjadi ahli spreadsheet sejak usia muda. Mengutip profilnya di LinkedIn, saat menjadi mahasiswa di Stanford, Atallah bekerja di Palantir, dan setelah lulus bekerja di startup Silicon Valley, Zugata dan Whatsgoodly.
Pada Januari 2018, keduanya bekerja sama untuk akselerator startup Y Combinator dengan ide untuk membayar pengguna crypto untuk membagikan hotspot Wi-Fi mereka.
Namun, CryptoKitties, kucing virtual kartun yang merupakan salah satu contoh NFT paling awal menangkap imajinasi mereka. Finzer dan Atallah pun gerak cepat meluncurkan OpenSea dan pindah ke New York.
Sejak awal, OpenSea telah mengumpulkan lebih dari USD420 juta dari investor, menurut data dari PitchBook. Adapun pengumpulan pendanaan seri C senilai USD300 juta yang diumumkan Selasa (4/1/2022) dipimpin oleh perusahaan modal ventura Paradigm and Coatue.
OpenSea membeberkan rencana untuk meningkatkan jumlah karyawan dengan fokus pada tim untuk meningkatkan aspek “kepercayaan dan keamanan”. Selain itu, berinvestasi dalam membuat produknya lebih mudah diakses oleh khalayak lebih luas.
Penghasilan Sultan Gustaf Al Ghozali dari menjual foto-foto selfienya dalam format Non Fungible Token (NFT) yang dikabarkan mencapai Rp12 miliar.
OpenSea menghadapi persaingan yang meningkat, termasuk dari raksasa crypto Coinbase, yang pada bulan Oktober mengumumkan rencana untuk meluncurkan pertukaran NFT sendiri.
Kritikus juga menyebut risiko penipuan dan penipuan di dunia NFT. Pada September, Finzer meminta kepala produk OpenSea mengundurkan diri setelah kedapatan membeli NFT sesaat sebelum ditayangkan di pasar.
Kemudian, baru pekan lalu, sebuah galeri seni New York mengklaim bahwa NFT senilai USD2,2 juta telah dicuri dari galerinya dan terdaftar di OpenSea.
Kejadian-kejadian tersebut tentunya harus disikapi agar isu keamanan tidak melebar dan merusak kepercayaan pengguna. Manakala perusahaan dapat menavigasi perairan yang berombak, kekayaan yang lebih besar ada di cakrawala.
Menurut data yang dilacak oleh DappRadar, sekitar USD23 miliar NFT dipertukarkan secara virtual pada 2021, dan pasar baru saja dimulai.
“Visi kami adalah menjadi tujuan bagi ekonomi digital terbuka baru ini untuk berkembang,” ucap Finzer dalam pernyataan melalui email.
Tangkapan layar akun OpenSea Ghozali Everyday
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta