JAKARTA, iNewsCirebon.id - Mengenal museum tentang kematian yang ada di Surabaya, begini penampakanya. Di Surabaya ada sebuah musim yang menyajikan tentang kematian, dimana dalam musium ini terdapat beberapa benda yang berkaitan dengan kematian.
Secara biologis kematian merupakan berhentinya proses aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan berhentinya proses pernafasan.
Bagi Anda yang ingin tahu tentang kematian, alangkah baiknya berkunjung ke museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian atau lebih dikenal dengan sebutan museum kematian. Museum kematian sendiri terletak di Kampus B Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jatim.
Lantas fakta apa saja yang ada di musium kematian?. Dikutip dari Okezone.com, berikut fakta menarik dari museum tentang kematian yang ada di Surabaya.
Fakta Musium Kematian :
Ingatkan pengunjung tentang kematian
Sebab dengan berkunjung ke museum kematian, Anda bisa melihat kerangka atau tengkorak manusia sungguhan. Selain itu, pengunjung juga disuguhkan sejumlah replika makam dan proses pemakaman yang ada di Indonesia.
Seperti kuburan bayi di Toraja atau makam Belanda, dan makam Trunyan di Bali. Aroma mistis makin terasa karena di dalam museum ada bau dupa yang menyengat hidung dan musik pengiring. Sehingga jika Anda ingin masuk ke museum harus persiapkan mental agar tidak takut.
Berdiri sejak 2006
Salah satu pengurus museum Kematian, Desi Bestiana, menjelaskan museum ini sendiri sebenarnya sudah lama berdiri tepatnya pada tahun 2006. Saat itu hanya berupa koleksi replika makam yang terletak pada salah satu ruangan.
Museum kematian ini didirikan jurusan Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Kemudian pada 2014 bangunan museum kematian direnovasi karena mendapat hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengunjung bisa mempelajari antropologi sosial budaya dan antropologi ragawi
Mengenal museum tentang kematian yang ada di Surabaya, begini penampakanya. Foto: DOK.Okezone.
"Kematian itu bisa dilihat dari budaya dan bisa dilihat dari segi tubuh manusia, karena setelah mati manusia akan dikubur dan diproses dalam pembusukan," ungkapnya, Selasa (4/9/2018).
Ada replika kerangka manusia
Desi menambahkan, koleksi dalam museum kematian berupa replika. Namun untuk kerangka yang ada di museum bukan replika, tapi kerangka betulan. Kerangka itu didapat dari kepolisian, yang jenazah tanpa identitas.
"Selain kerangka, koleksi museum ini juga banyak benda-benda etnografi seperti berbagai fosil dan buku-buku tentang etnografi. Museum ini buka pukul 10.00 WIB sampai 15.00 WIB mulai hari Senin sampai Jumat," tandas Desi.
Editor : Miftahudin