KABUPATEN CIREBON, iNewsCirebon.id - Utuk megukuhkan dan menunjukkan bahwa kesenian burok yang kini sudah menyebar ke daerah-daerah lain merupakan asli dari Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon, para penggiat seni budaya yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Sutajaya Gebang (FKWSG) melakukan show of force pertunjukan tari kolosal 100 burok dalam even Pagelaran Seni Budaya dan Haul Pangeran Sutajaya Gebang yang berlangsung di halaman kantor Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon, Minggu (16/10/2022).
Hadir ikut menyaksikan acara tersebut putra wakil Presiden RI yang juga seniman dan budayawan Nasional Gus Syauqi Amin Ma'ruf, Bupati Cirebon H. Imron, Dandim 0620/Kabupaten Cirebon Letkol Inf Faurizal Nurdin, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon, Fajar Syahputra, Anggota DPRD Provinsi Jabar Hj. Yuningsih, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan, Kadis Budpar Kabupaten Cirebon Deny Nurcahya, dan sejulah tokoh masyatakat lainnya.
Ketua umum FKWSG, H. Tarmadi melalui wakil ketuanya, Abdul Manap mengungkapkan, pertunjukan tari kolosal 100 burok yang digelarnya tersebut dilakukan untuk mengaskan kepada khalayak luas bahwa kesenian burok merupakan asli kesenian dan budaya yang berasal dari Kecamatan Gebang, dalam catatan sejarah bahwa Kesenian Burok diciptakan pertama kalinya oleh Bapak Ta'al di Desa Kalimaro Kecamatan Gebang (dulunya sebelum dimekarkan masih masuk Kecamatan Babakan) Kabupaten Cirebon pada kisaran tahun 1920, saat itu burok dibuat dalam bentuk Bedawang semacam kurungan yang dihias dengan bentuk kepala burok dan bisa goyang.
Menurutnya, untuk mengiringi musik genjring palempangan atau terbangan dengan ketika asyrokol saat membaca albarjanji atau membacakan sholawat dengan lagu-lagu
yang digelar dalam acara memperingati Isra Mi'raj, seiring waktu kesenian burok digelar bukan saja untuk memperingati Isra Mi'raj namun juga untuk untuk perayaan yang bernafaskan keislaman seperti khotmil quran, khitanan dan membangunkan orang sahur.
"Kami ingin menegaskan bahwa kesenian burok lahir di Gebang, jangan sampai daerah lain mengklaim kesenian burok ini, "tegasnya.
Editor : Miftahudin