JAKARTA, iNews.id -Berikut beberapa negara yang asetnya disita oleh China lantaran gagal bayar utang pada negara tersebut, bahkan masih ada beberapa negara lain telah masuk dalam daftar yang kini disebut ‘China Debt Trap’.
Negara-negara tersebut barangkali akan bernasib sama seperti negara yang telah disita asetnya oleh China. Debt Trap, atau jebakan utang, mulai sering dibahas belakangan ini. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Brahma Chellaney.
Jika diartikan secara sederhana, debt trap adalah hubungan finansial di mana negara kreditur memperpanjang utang kepada negara yang berutang, untuk meningkatkan pengaruh politik di negara yang bersangkutan.
Brahma menggunakan istilah debt trap untuk mendeskripsikan kebiasaan pemerintah China yang memberi utang seperti predator, membuat negara-negara yang berutang kewalahan dengan pinjaman yang tidak sehat dan pada akhirnya memaksa negara tersebut untuk menuruti keputusan China.
Negara yang Asetnya Disita China, Semuanya Negara Berkembang
1. Sri Lanka
Negara pertama adalah Sri Lanka, berita tentang krisis ekonomi di Sri Lanka telah tersiar. Pada 2007, Sri Lanka membangun Hambantota International Port dan Mattala Rajapaksa International Airport.
Kedua fasilitas itu dibangun oleh perusahaan milik pemerintah China, yakni Chinese Harbour Engineering Company dan Sinohydro Corporation. Nilai proyek kedua airport itu mencapai US$361 juta, dan 85% dibayari oleh Exim Bank of China.
Setelah Sri Lanka mulai kesulitan membayar utang pembangunan itu, pemerintah Sri Lanka tak punya pilihan lain selain memberikan hak sewa kepada perusahaan pelat merah China selama 99 tahun.
Negara-negara adidaya lain seperti Inggris, Jepang, dan Amerika, sempat menyampaikan kekhawatiran bahwa China akan menjadikan pelabuhan Hambantota sebagai markas angkatan laut.
2. Tajikistan
Hingga 2008, 77% dari total portofolio utang Tajikistan adalah utang dari China. Hingga akhirnya pada 2011, parlemen Tajikistan sepakat untuk menyerahkan lahan seluas 1.000 km2 kepada China sebagai ganti atas pengampunan utang berjalan senilai ratusan juta dollar.
Hingga 2018, Tajikistan tercatat memiliki utang luar negeri sebanyak USD2,9 miliar, dan USD1,2 miliar diantaranya adalah utang dari Exim Bank of China. Pada tahun yang sama, muncul berita bahwa TBEA (Tebian Electric Aparatus) mendapatkan konsesi ladang emas sebagai ‘ganti’ proyek pembangunan pembangkit listrik 400 MW di Dushanbe.
3. Montenegro
Negara terakhir adalah Montenegro, Eropa. Dikutip dari Radio Liberty, pada April 2021, perdana menteri Montenegro meminta Uni Eropa untuk membantu negara tersebut melunasi utang USD1 miliar yang diberikan Exim Bank of China untuk membangun proyek jalan raya A-1 motorway.
Saat itu, jika dibuat presentase, 25% utang luar negeri yang dimiliki Montenegro adalah utang dari China, dan dalam perjanjian utang itu, China akan menerima lahan ribuan hektar jika Montenegro tidak mampu membayar utangnya dalam bentuk uang.
Namun Uni Eropa menolak permintaan tersebut, karena proyek yang dibiayai China ternyata tidak ekonomis dan tidak lolos feasibility studi oleh European Bank of Reconstruction and Development, dan the European Investment Bank.
Itulah negara yang asetnya disita China. Ada kesamaan dari negara-negara ini, yakni proyek yang dibiayai China adalah proyek tidak feasible secara ekonomi. Selain ketiga negara ini, masih ada negara-negara lain yang kini tengah terjebak utang dengan China.
Editor : Miftahudin