JAKARTA, iNews.id - Israel mendirikan negara setelah mencaplok wilayah Palestina dalam Perang Enam Hari melawan negara-negara Arab pada tahun 1948. Hingga saat ini kekejaman dan diskriminasi Israel masih dirasakan warga sipil Palestina. Pada konflik antara Israel dengan Palestina ini, sebagian orang mungkin pernah berpikir mengapa negara-negara Arab tidak membantu Palestina? Alasannya cukup beragam. Ada sebagian yang mengklaim serangan terhadap Israel bisa memperburuk keadaan, ada juga anggapan tentang ketakutan terhadap AS yang menjadi sekutu, Hingga fakta bahwa negara-negara Arab ini memang tidak bisa bersatu. Sebagai contoh, Arab Saudi pada tahun 2018 melalui Putra Mahkota Mohammad Bin Salman pernah menyebut orang-orang Yahudi memiliki hak atas tanah air mereka sendiri. Jika dicermati, hal ini mungkin terkesan aneh mengingat sebelumnya mereka adalah musuh bebuyutan.
Dikutip dari Washington Post, ada dugaan Arab Saudi tengah menata kembali hubungan ekonomi dan keamanan dengan Israel. Adapun alasannya karena kekhawatiran mereka tentang Iran di kemudian hari.
“Arab Saudi tidak memiliki banyak sekutu kuat yang tersisa dan dapat menghadapi Iran, itulah sebabnya Israel telah menjadi sekutu militer terpenting kedua, setelah Amerika Serikat,” ujar Sebastian Sons, pakar di Dewan Jerman pada Hubungan Luar Negeri yang berfokus pada Arab Saudi.
Dikutip dari laman Besa Center, negara-negara Arab tidak lagi menjadi kesatuan yang menentang Israel. Saat ini, negara Arab tidak lagi menganggap Israel sebagai masalah yang mendesak. Bagi mereka, konflik Palestina-Israel bukan ancaman eksistensial bagi siapa pun. Jadi, anggapan mengenai negara-negara Arab takut terhadap Israel sebenarnya kurang tepat. Mereka bukanlah takut, hanya saja negara-negara ini memiliki kepentingannya sendiri-sendiri. Selain itu, ada juga aspek historis yang mendasarinya seperti dukungan Yasser Arafat kepada Saddam Hussein ketika perang melawan Kuwait pada 1990, hingga marahnya Arab Saudi karena Palestina dituding melanggar Perjanjian Mekkah Februari 2007 terkait Hamas dan Fatah.
Dikutip dari NY Times, negara-negara Arab memanglah mengutuk tindakan Israel atas Palestina. Hanya saja, mereka tidak pernah mengambil langkah konkret sebagai bentuk penyelesaiannya. Justru, sebagian negara di kawasan tersebut mulai menormalkan hubungan dengan Israel. Sebut saja seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, hingga Maroko. Mereka beralasan bahwa perbaikan hubungan ini nantinya bisa mendamaikan Palestina dengan jalur diplomasi. Faktanya, konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga kini dan terus memakan korban jiwa yang tidak terelakan.
Editor : Miftahudin