CIREBON, iNews.id - Kematian ibu masih menjadi masalah di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh SUPAS 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup.
Penyebab kematian ibu terbanyak, berdasarkan data SRS Litbangkes 2016, terjadi akibat hipertensi/pre eklamsia/ eklamsia, perdarahan, dan infeksi. Dimana Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia sebesar 33 persen.
Melihat data tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa preeklamsia masih menduduki peringkat teratas dari penyebab kematian pada ibu hamil. Oleh karenanya penting bagi kita untuk segera mengenali secara dini gejala preeklamsia yang mungkin timbul pada usia kehamilan.
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (melebihi dari 140/90mmHg) yang tidak terkontrol. Terkadang pada kasus yang parah dapat juga ditemukan adanya proteinuri (protein tinggi dalam urine).
Preeklamsia juga dapat menganggu berbagai organ seperti ginjal dan hati, dan jika terus berlanjut maka ibu hamil akan jatuh pada fase eklamsia. Eklamsia adalah kondisi preeklamsia yang disertai kejang.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak berakibat fatal baik terhadap ibu dan janinnya.
Bahayanya, ada beberapa kasus preeklamsia dilaporkan tidak terdapat gejala. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tekanan darah tinggi yang biasanya muncul secara perlahan-lahan, sehingga ibu hamil biasanya tidak sadar dan tidak mengetahuinya hingga memeriksakan ke dokter atau bidan saat Ante Natal Care (ANC).
Adapun gejala yang sering muncul pada preeklamsia antara lain :
- Nyeri kepala.
- Gangguan penglihatan (menjadi buram).
- Nyeri perut kanan atas.
- Mual dan muntah.
- Produksi urin menurun.
- Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.
- Gangguan fungsi hepar.
- Sesak napas.
- Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah.
Tatalaksana pada pasien preeklamsia yang utama adalah terminasi kehamilan jika usia kandungan sudah memungkinkan untuk dilakukannya tindakan tersebut.
Namun jika usia kandungan masih kecil atau sebelum dilakukannya proses persalinan, maka obat-obatan berikut ini harus diberikan, antara lain :
- Obat penurun tekanan darah.
- Obat penambah hormon steroid untuk membantu proses pematangan paru pada bayi. Namun, obat ini baru bisa memberikan efeknya apabila diberikan paling sedikit dalam 48 jam.
- Obat anti-kejang perlu diberikan karena ibu dalam kondisi preeklampsia sangat mudah sekali jatuh ke dalam kondisi eklampsia. Saat ibu hamil mengalami eklampsia, ia akan mengalami kejang.
Deteksi dini menjadi sangatlah penting, dimana keselamatan ibu dan janin menjadi prioritas. Oleh karenanya, jika ditemukan sedikit saja gejala diatas, segeralah berkonsultasi pada dokter spesialis kandungan yang sudah dipercaya.
Editor : Miftahudin