Berkat pelatihan di bawah sniper Kopassus, Brunei Darussalam berhasil mengalahkan Malaysia dan Singapura.
Hal ini menjadi prestasi yang cemerlang bagi negara tersebut. Sebab, para pelatih dari TNI berhasil membawa Brunei melampaui target yang ditetapkan.
Saat itu, target dari Brunei Darussalam di AARM ke-23 di Myanmar hanya masuk 5 besar dari 10 negara peserta.
"Sebelumnya selalu mendapat nomor 7, 8 atau peringkat akhir. Pada saat pertandingan di Myanmar, kontingen Brunei Darussalam berhasil meraih 4 besar, di bawah Indonesia, Thailand dan Filipina. Jadi mereka berhasil mengalahkan Malaysia dan Singapura yang sebelum-sebelumnya selalu di atas Brunei," katanya.
Kejuaraan satu ini memang menjadi ajang bergengsi untuk menunjukkan kehebatan masing-masing prajurit tentara di negara ASEAN.
Pardal menerapkan latihan yang begitu menyeramkan menurut versi tentara Brunei Darussalam. Pelatihan yang diterapkan oleh Serka Pardal ternyata di luar batas kemampuan dari tentara Brunei Darussalam.
Bahkan, tentara negeri penghasil minyak tersebut banyak pingsan mengikuti kerasnya pelatihan yang dilakukan Pardal.
Namun, dengan gemblengan Serka Pardal, Brunei Darussalam menunjukkan prestasi yang bagus di AARM.
Selain penugasan untuk melatih Tim Rifle Brunei Darussalam, Serka Perdal juga pernah menjalankan berbagai tugas operasi semasa bertugas di Grup 2 Kopassus.
Dia pernah terjun dalam operasi militer di Ambon, Aceh dan pengamanan perbatasan Republik Indonesia (RI)-Papua Nugini (PNG).
Editor : Miftahudin