Kepala OJK Jawa Barat Darwisman menambahkan, industri jasa keuangan di provinsi ini menunjukkan tren positif. Jumlah investor pasar modal di Jabar tumbuh pesat dalam tiga tahun terakhir.
“Jumlah investor meningkat dari 2,69 juta SID pada 2023 menjadi 2,93 juta SID pada 2024, dan melonjak 24,10 persen pada 2025 menjadi 3,63 juta SID. Tahun ini juga ada 4 emiten baru, salah satunya berasal dari Cirebon,” ungkapnya.
Ia menyebut, peningkatan itu tak lepas dari masifnya edukasi keuangan. Sejak 1 Januari hingga 27 November 2025, OJK Jabar telah melaksanakan 11.225 kegiatan edukasi, atau melonjak lebih dari 2.000 persen dibanding 2024. Peserta edukasi juga naik drastis dari 161.925 orang menjadi 2,23 juta peserta.
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, menegaskan pihaknya akan terus memperluas literasi dan inklusi keuangan, khususnya pasar modal. Tahun 2026, OJK Cirebon menyiapkan program business matching, workshop, hingga sosialisasi penerbitan obligasi daerah dan sukuk daerah sebagai alternatif pembiayaan pemerintah.
OJK Cirebon juga akan memperkuat edukasi bagi kelompok pekerja migran yang dinilai rentan terhadap penipuan investasi.
Kunjungan kerja Komisi XI ke OJK Cirebon menjadi momentum memperkuat sinergi regulator dan legislatif dalam memajukan ekonomi daerah. OJK menegaskan komitmennya menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.
OJK Cirebon memastikan akan terus menjadi bagian penting dalam memperkuat ekosistem jasa keuangan di wilayah Cirebon Raya sebagai kontribusi bagi pembangunan ekonomi Jawa Barat dan nasional.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
