CIREBON, iNewsCirebon.id – Tradisi budaya kembali semarak di Desa Sirnabaya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Warga setempat menggelar rangkaian acara adat bertajuk Sirnabaya Ngunjung dan Sedekah Bumi, sebagai bentuk napak tilas sejarah kejayaan Kerajaan Singapura yang pernah berdiri di wilayah tersebut dan menjadi bagian dari Kerajaan Padjajaran.
Puncak ritual digelar pada Sabtu (1/11/2025), diawali dengan ziarah ke situs peninggalan Kerajaan Singapura. Kuwu Desa Sirnabaya, Rawin, bersama para pamong desa, tokoh adat, dan ribuan warga berjalan kaki menuju kompleks pemakaman Ki Ageng Tapa, tokoh yang diyakini sebagai salah satu penguasa Kerajaan Singapura. Prosesi tabur bunga dilakukan sebagai penghormatan terhadap leluhur dan penjaga sejarah desa.
Selain Ki Ageng Tapa, warga juga berziarah ke makam Nyimas Subang Keranjang atau lebih dikenal sebagai Nyimas Subang Larang, serta situs-situs lain seperti Bale Romo, Bale Dalem, hingga Bale Lebu, yang menjadi bagian penting dari narasi sejarah Sirnabaya.
Kuwu Rawin menegaskan bahwa tradisi ngunjung bukan sekadar ritual seremonial, tetapi bentuk penghormatan terhadap sejarah serta cara masyarakat menjaga kearifan lokal yang diwariskan leluhur.
“Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa Sirnabaya memiliki akar sejarah yang kuat. Tradisi ini kami jaga sebagai warisan budaya, namun tetap kami padukan dengan nilai-nilai syariat Islam agar selaras dengan kehidupan masyarakat saat ini,” ujar Rawin.
Suasana budaya semakin terasa melalui pertunjukan seni dan kearifan lokal. Warga menampilkan kreasi seni tradisional, pawai budaya, hingga pagelaran wayang kulit dan sandiwara yang digelar pada malam harinya. Karnaval ogoh-ogoh juga menjadi daya tarik, menambah kemeriahan sekaligus sarana pendidikan budaya bagi generasi muda Sirnabaya.
Tradisi ngunjung dan sedekah bumi ini bukan hanya menjadi ruang pelestarian budaya, tetapi juga momentum memperkuat ikatan sosial, spiritual, dan identitas sejarah masyarakat Sirnabaya.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
