CIREBON, iNewsCirebon.id – Pemerintah Kabupaten Cirebon resmi menghentikan proses pencarian korban longsor yang terjadi di kawasan tambang Gunung Kuda. Bersamaan dengan keputusan ini, status tanggap darurat yang sebelumnya diberlakukan turut dicabut.
Langkah penghentian pencarian ini diputuskan setelah operasi intensif selama tujuh hari yang melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi. Keputusan tersebut diambil melalui rapat koordinasi lintas sektor yang digelar di Kantor Bupati Cirebon, Kamis (6/6/2025), dan dihadiri unsur TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Inspektur Tambang, serta pihak PT Indocement selaku pemegang izin konsesi tambang.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, menyampaikan bahwa keputusan ini mempertimbangkan keselamatan tim pencari di lapangan yang harus berhadapan dengan kondisi tanah yang belum stabil dan berpotensi membahayakan jiwa.
“Setelah menerima berbagai masukan dan melihat situasi di lokasi yang masih rawan, maka mulai pukul 15.00 WIB hari ini, pencarian korban kami hentikan,” ujar Imron.
Dari total korban longsor, sebanyak 21 jenazah berhasil ditemukan. Namun, empat orang lainnya masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan hingga pencarian dihentikan.
“Kami mendapat laporan bahwa pihak keluarga keempat korban telah menerima dan merelakan keputusan ini. Upaya pencarian telah kami lakukan secara maksimal sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam surat keputusan,” jelas Imron.
Untuk mencegah adanya pencarian mandiri dari keluarga maupun warga, akses menuju tambang ditutup sementara. Pengamanan di lokasi diperketat dengan pemasangan portal dan garis polisi oleh aparat TNI dan Polri.
“Mulai sore ini, area tambang akan kami tutup sepenuhnya. Semua jalur masuk akan dijaga ketat agar tidak ada yang masuk tanpa izin,” tegasnya.
Imron juga menyebutkan bahwa pemerintah daerah akan mengevaluasi dampak sosial dari penutupan tambang, khususnya terhadap masyarakat yang menggantungkan penghasilan dari sektor tersebut.
“Kami akan mencari alternatif mata pencaharian lain yang lebih aman dan tidak berada di kawasan rawan bencana,” ujarnya.
Ia menambahkan, perhatian pemerintah tidak hanya sampai proses evakuasi. Jaminan pendidikan untuk anak-anak korban menjadi prioritas.
“Anak-anak para korban harus tetap mendapat akses pendidikan yang layak. Soal pekerjaan untuk keluarga korban, kami akan telaah lebih lanjut,” tandas Imron.
Sebagai informasi, insiden longsor di tambang Gunung Kuda terjadi pada Jumat (30/5/2025). Hingga Rabu (4/6/2025), tim SAR berhasil menemukan 21 korban meninggal dunia. Namun, karena kondisi tanah yang terus bergerak, pencarian pada Kamis (5/6/2025) tidak dapat dilanjutkan. Kini, proses pencarian resmi ditutup dengan empat korban masih belum ditemukan.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait