Ini Penyebab 150 TKI Asal Kebonpedes Sukabumi Alami Gangguan Jiwa Sepulang dari Arab

Dharmawan Hadi
Miris 150 TKI asal Kebonpedes Sukabumi alami gangguan jiwa (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

SUKABUMI, iNews.id - Sebanyak 150 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, mengalami depresi ringan hingga tingkatan berat dan berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sepulang bekerja di luar negeri, terutama Arab Saudi. Data tersebut tercatat sejak 2012 hingga 2021.

Kepala Desa Jambenenggang Ojang Apandi mengatakan, berbagai permasalahan yang dialami oleh pahlawan devisa tersebut menjadi sebab mereka mengalami gangguan jiwa, mulai ketika bekerja di luar negeri hingga sepulangnya ke Tanah Air. 

"Total ada 150 orang. Namun saat ini yang kami layani berjumlah 70 orang, karena mereka masih dalam usia produktif sampai usia 45 tahun," kata Kepala Desa Jambenenggang, Jumat (28/1/2022). 

Ojang Apandi menyatakan, faktor penyebab ratusan warga Kecamatan Kebonpedes mengidap gangguang jiwa, di antaranya, mereka sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari majikanya saat bekerja sebagai buruh migran di luar negeri.

"Iya. Ada upah yang tidak di bayar olah majikannya. Lalu saat mereka pulang ke kampung halaman, uangnya sudah habis baik oleh keluarga maupun suaminya. Bahkan ada yang uangnya habis dipakai oleh suaminya untuk menikah lagi," ujarnya.

"Lalu ada juga saat mereka bekerja di luar negeri mendapatkan kekerasan dari majikannya. Sehingga mereka stres hingga mengalami gangguan jiwa. Jadi memang banyak faktor ratusan mantan buruh migran ini menjadi ODGJ," tutur Ojang Apandi. 

Dari ratusan pahlawan devisa negara asal Kecamatan Kebonpedes yang mengidap gangguan jiwa itu, mayoritas mereka bekerja di Timur Tengah. 

"Hampir 90 persen mereka bekerja ke Arab Saudi. Ironisnya lagi, mereka itu kebanyakan bekerja ke sana melalui jalur ilegal atau tidak resmi," ucapnya.

Kades Jambenenggang menyatakan, para eks TKI tersebut kini dirawat dan dibina oleh Yayasan Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) ODGJ Kecamatan Kebonpedes.

"Awal terbentuknya UILS ODGJ Kebonpedes ini di bawah Kementrian Sosial. Lalu program tersebut berakhir dan kini kami lanjutkan dengan alasan kemanusiaan untuk merawat ODGJ eks pekerja migran tersebut," ujar Ojang. 

Saat ini, tutur Kades Jambenenggang, kendala yang dihadapi oleh Yayasan UILS adalah keterbatasan dana untuk merawat ODGJ tersebut. Selain itu obat-obatan yang tidak tersedia, membuat pengobatan ODGJ terhambat. 

Mereka sering mengamuk ketika tidak ada obat yang dikonsumsi. "Oleh karena itu kami mengharapkan adanya bantuan dari berbagai pihak untuk dapat terus merawat ODGJ ini hingga sembuh," tutur Kades Jambenenggang.

 

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network