Ribuan Ikan Mati dan Persawahan 10 Desa Tak Bisa Digarap Imbas Waduk Sedong Cirebon Kering

Toiskandar
Waduk Sedong Cirebon yang merupakan bendungan penampung hujan dengan kapasitas hampir 2 juta meter kubik air saat ini dalam kondisi mengering. Foto: Toiskandar

CIREBON, iNews.id - Masa kemarau yang panjang telah berdampak pada penurunan volume air di Waduk Sedong, Kabupaten Cirebon, pada siang Selasa (17/10/2023). 

Waduk yang merupakan bendungan penampung hujan dengan kapasitas hampir 2 juta meter kubik air saat ini dalam kondisi mengering.

Kehadiran kemarau ini telah mengakibatkan waduk tidak mampu lagi memasok air ke sistem irigasi yang mengaliri dua kecamatan. Akibatnya, petani di 10 desa tidak dapat lagi menggarap lahan persawahan mereka.

Pantauan menunjukkan bahwa waduk penampung hujan ini kini benar-benar kering dan hanya tersisa sedikit air di pintu bendungan. Bahkan, ribuan ikan kecil di area waduk seluas 5 hektar ini telah mati, sementara dasar perairan menjadi retak-retak.

Waduk ini memiliki fungsi vital sebagai penyedia air bagi pertanian di Kecamatan Sedong dan Susukan Lebak. 

Namun, saat ini waduk tidak lagi dapat memenuhi perannya tersebut. Oleh karena itu, beberapa lahan persawahan padi kini dibiarkan kering dan retak tanpa aktivitas pertanian.

Dalam keadaan normal, waduk ini mampu menyimpan hampir 2 juta meter kubik air. Namun, saat ini kondisi kering telah berlangsung selama empat bulan terakhir. 

Pengelola waduk memiliki keterbatasan dalam mendistribusikan air, mengingat waduk penampung hujan ini hanya dapat berfungsi secara optimal ketika ada hujan.

Bahkan, petugas yang biasanya membuka pintu air sekali atau dua kali sehari telah menutup pintu air selama dua bulan terakhir karena persediaan air yang minim.

Menurut pengelola Waduk Sedong, Iwan Setiawan, "Kondisi ini sudah terjadi sejak pertengahan Juli lalu. Karena itu, tidak ada air yang bisa dialirkan untuk keperluan pertanian."

Saat ini, waduk dengan kedalaman 5-7 meter ini hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.

Aktivitas mencari ikan yang biasanya ramai di sini telah meredup, dan banyak ikan yang mati karena kekurangan air di tengah tanah yang retak.
 

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network