JAKARTA, iNewsCirebon.id - Viral Fenomena panic buying air kemasan landa Penang Malaysia. Beberapa hari terakhir warga Malaysia berbondong-bondong memenuhi supermarket hingga saling berebut air minum dalam kemasan.
Fenomena tersebut menyebabkan rak-rak supermarket yang tadinya penuh dengan air kemasan menjadi kosong dan ludes habis.
Panic buying air kemasan sebabkan rak-rak supermarket kosong akan air minum kemasan tersebut. Foto: Tangkapan Layar
Mengutip The Star, penduduk Malaysia ramai-ramai menyerbu supermarket untuk memborong air minum dalam kemasan hingga terjadi kekacauan dengan aksi saling dorong dan saling rebut air kemasan lantas viral di media sosial pada 16 Mei 2023 lalu.
Ternyata panic buying ini terjadi lantaran adanya kekhawatiran kelangkaan air minum imbas dari aliran Sungai Muda yang tiba-tiba menyusut drastis di beberapa titik.
Sungai Muda sendiri berlokasi di sebelah utara Malaysia yang merupakan sungai terpanjang yakni dengan panjang 178 km melewati daerah Baling, Sik, Kulim dan Kuala Muda, Kedah dan Seberang Perai Utara, Penang hingga akhirnya mencapai Selat Malaka.
Tentu saja jutaan orang bergantung pada sungai satu ini, karena menjadi pemasok air baku bagi banyak perusahaan penyedia air bersih.
Menyusutnya air kedah menyebabkan air keran dari PDAM di rumah-rumah penduduk ikut pula berhenti. Akibatnya banyak pelaku usaha terutama rumah makan ikut pula menutup usahanya akibat kelangkaan air untuk sementara waktu.
Berdasarkan informasi dari hasil penyelidikan sementara diduga penyusutan debit air dikarenakan kerusakan sensor sehingga turut terbukanya pintu air otomatis.
Volume air di sejumlah bendungan di Penang yang dialiri air dari Sungai Muda menurun pada 15 Mei 2023 lalu. Bendungan Ayer Itam hanya terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen, dan Bendungan Mengkuang yang lebih besar hanya terisi 88,2 persen dari biasanya yang mencapai lebih dari 90 persen.
Ketua Menteri Pulau Pinang Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk melakukan penghematan air. Dia juga menyatakan Bendungan Ayer Itam, hanya bisa bertahan memenuhi kebutuhan air untuk penduduk setempat selama 120 hari.
Presiden Penang Water Watch Chan Ngai Weng mengatakan, ini merupakan "seruan" untuk warga Penang.
"Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air," ujar dia.
Sementara mengenai sensor yang rusak hingga menyebabkan pintu bendungan di Sungai Muda dibuka, Chan mengatakan, seharusnya ada peringatan otomatis ketika pintu bendungan terbuka sendiri karena sensor yang salah.
"Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah peringatan dimatikan atau jika perintah yang salah dimasukkan atau apakah ada virus dalam program tersebut," katanya
"Seharusnya juga ada peringatan umum yang dikirim ke setiap tingkat otoritas di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu," Chan menambahkan.
Chan menuturkan, banyak orang menuding pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation.
"Tidak benar, Penang tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang Penang telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Kedah," tegasnya.
Adapun untuk Skema Transfer Air Mentah Sungai Perak, dia mendesak Pemerintah Federal membantu menemukan solusi untuk Perak dan Penang.
Beruntung, permasalahan kelangkaan air segera teratasi. Pasokan air kembali pulih dalam waktu kurang dari 24 jam.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait