BANDUNG, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) menyebutkan, lima daerah ini paling sering diterjang bencana alam seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Kelima daerah tersebut adalah Kota/Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Ciamis dan Kabupaten Bandung.
Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan mengatakan, selama 2021, Kabupaten Bogor diterjang 622 bencana alam, Kabupaten Sukabumi 239, Kota Bogor 178, Ciamis 136, dan Kabupaten Bandung 80.
Dani Ramdan mengatakan, seiring penetapan status siaga satu bencana di seluruh wilayah Jabar, BPBD Jabar mengimbau seluruh warga Jabar waspada mengantisipasi potensi bencana alam, terlebih warga di lima daerah paling rawan tersebut.
"Kewaspadaan harus ditingkatkan seirimg tingginya intensitas hujan saat ini," kata Dani, Jumat (12/11/2021).
Adapun bencana alam yang paling sering terjadi di Jabar, kata Dani, yakni tanah longsor sebanyak sebanyak 1.034 kejadian disusul angin puting beliung 525 kejadian, dan banjir sebanyak 251 kejadian.
Menyusul penetapan status siaga satu bencana alam di Provinsi Jabar tersebut, BPBD Jabar bersama unsur masyarakat pun mulai dikerahkan untuk menanggulangi dampak bencana yang terjadi.
Salah satu unsur masyarakat yang dikerahkan, yakni komunitas Jabar Quick Response (JQR). Mereka akan turut terlibat dan terjun langsung ke lokasi bencana untuk menangulangi dampak bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di Jabar.
"Masyarakat yang tertimpa kemalangan harus segera mendapatkan bantuan," kata Ketua Umum JQR Bambang Trenggono.
Sebagai langkah persiapan, ujar Bambang, tim JQR sudah mendapatkan pelatihan khusus dari Badan SAR nasional (Basarnas).
"Walau telah banyak terjun ke lokasi kebencanaan, tim disaster JQR harus memiliki kemampuan yang tersertifikasi dari Basarnas dan itu bukan hal yang mudah. Butuh proses pembelajaran, baik materi maupun aplikasi di lapangan. Kita ciptakan sumber daya manusia yang profesional dan memadai dalam menghadapi bencana," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, keterlibatan unsur masyarakat diharapkan dapat mempercepat upaya penanggulangan bencana.
Pembinaan SAR Community oleh Basarnas Bandung bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah Jabar dan kesiapsiagaan Basarnas Bandung dalam pelaksanaan operasi SAR.
Bentuk pelatihan yakni sharing pengetahuan dan keterampilan penanggulangan banjir, arus deras, dan danau.
"Tentunya dengan semakin banyaknya potensi dan personil yang memiliki keterampilan SAR dan mitigasi kebencanaan semakin memperingan tugas dari institusi seperti Basarnas dan BPBD, kami tidak bisa bekerja sendiri harus ada sinergitas," kata Deden.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait