KOTA CIREBON, iNews.id - Kota Cirebon berdasarkan catatan sejarah pada 27 November 1949 di Kota Cirebon terjadi serangan umum yang di lakukan oleh pasukan dari Batalion 315 atau pasukan setan dibawah komando dari Kapten Mahmud Pasha.
Pemerhati Sejarah dan Budaya Cirebon, Jajat Sudrajat mengatakan, serangan umum yang terjadi pada 27 November 1949 merupakan puncak dari perjuangan rakyat dan tentara Cirebon.
"Sebelum kejadian tanggal 27 November itu, sebelumnya terjadi serangan dari Belanda di wilayah Kertasari (tugu Pahlawan yang berada di Jln Brigjen Dharsono, Kota Cirebon.red)," ujar Jajat, Rabu (10/11/2021).
Dalam Perang Kertasari ini, menurut Jajat, pihak Belanda sebanarnya mencari dua tokoh pejuang Cirebon yakni Letnan Usman dan Letnan Dua Abdul Kadir. Dalam serangan yang dilakukan Belanda saat itu, mengakibatkan 15 pejuang Cirebon tewas dan dua orang diamankan.
"Kedua orang yang diamankan itu Suko dan Kasmira, yang mana keduanya dihukum gantung oleh Belanda di alun-alun Goa Sunyaragi," jelasnya.
Lebih lanjut Jajat menceritakan, dua pejuang Cirebon yakni Letnan Usman dan Letnan Dua Abdul Kadir berhasil selamat dan melanjutkan perjuangan dari dalam hutan. Atas kejadian itu, Kapten Muhamad Pasha pun langsung mengerahkan pasukan untuk mengepung Kota Cirebon.
"Dari pertemuan yang dipimpin Kapten Mahmud Pasha ini Cirebon bisa dikendalikan dan berhasil kembali dibawah NKRI," katanya.
Jajat juga mengatakan, sebenarnya serangan umum juga tidak hanya di Jogjakarta saja, namun di Cirebon juga pada saat itu terjadi serangan umum dan berhasil mengusir penjajah dari tanah Cirebon.
"Makanya kenapa tugu Perjuangan ini ditempatkan di Jl Brigjen Dharsono, karena di sini titik awal perjuangan rakyat Cirebon," tambahnya.
Editor : Miftahudin
