CIREBON, iNews.id - Keruntuhan Kerajaan Cirebon, akibat terpecah begini kisahnya. Kerajaan Cirebon yang dibangun oleh Syekh Sarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati berdiri pada tahun 1479.
Runtuhnya kerajaan Cirebon tidak lepas dari kehadiran VOC di pulau Jawa dan kebangkitan kekuatan kerajaan islam yakni Banten di wilayah Barat dan Mataram di Wilayah Timur. Kerajaan Cirebon runtuh bukan disebabkan kekalahan dalam medan pertempuran namun karena perpecahan yang terjadi didalam Kerajaan.
Dikutip dari Historyofcirebon, Kerajaan Cirebon runtuh pada tahun 1678 Masehi. selama 199 tahun berdiri, Kerajaan Cirebon diperitnah oleh beberapa raja, raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan CIrebon yakni:
- 1. Syekh Sarif Hidayatullah yang bergelar Susuhunan Jati atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati yang memimpin dari tahun 1947 sampai 1495.
- 2. Panembahan Ratu I (Pangeran Mas Zainul Arifin) (bertakhta dari 1568 - 1649), bergelar Sultan Cirebon II ia merupakan anak dari Pangeran Sedang Kamuning (Pangeran Adipati Anom Carbon I). Permaisurinya adalah putri Sultan Adiwijaya dari Pajang.
- 3. Panembahan Ratu II (Pangeran Putra atau Panembahan Girilaya) (bertakhta dari 1649 - 1662), bergelar Sultan Cirebon III ia merupakan anak Pangeran Sedang Gayam (Pangeran Adipati Anom Carbon II).
keruntuhan Kerajaan Cirebon sendiri setelah wafatnya Panembahan Ratu II atau Pangeran Girilaya akibat dibunuh ketika berkunjung ke Kesultanan Mataram. kunjungan Pangeran Girilaya ke Kesultanan Mataram tidak lain kunjungan antara menantu dan mertua, pasalnya Amangkurat 1 adalah mertua dari Pangeran Girilaya, pada saat itu, Pangeran Girilaya juga membawa kedua anaknya yang tidak lain adalah putra mahkota yakni Pangeeran Mertawijaya dan Pangeran Kertawijaya dan Kedua anak Pangeran Girilaya pun tidak diperkenankan pulang ke Cirebon.
Selama 16 tahun Kerajaan Cirebon tidak memiliki raja, selama itu pula, sistim pemerintahkan dipimpin oleh jaksa pepitu (7 Jaksa) dimana Pangeran Wangsakerta sebagai Ketua. Tepat pada tahun 1678 dua putra Mahkota berhasil dibebaskan oleh pemberontak Trunojoyo yang didukung oleh Cirebon dan Banten sehingga berhasil membawa kembali dua putra mahkota ke Cirebon. Dalam pemberontakan itu, juga berhasil mengusir Amangkurat 1 dari istana dan wafat dalam pelarian.
Setelah kedua putra mahkota kembali ke Cirbeon, kemudaian keduanya diangkat menajadi raja dan kerajaan cirebon menjadi 3 bagian. pada saat itu juga menandai keruntuhan kerajaan Cirebon.
Setelah pembagian Kesultanan Cirebon, Kasepuhan dipimpin oleh anak pertama Panembahan Ratu II yang bernama Pangeran Syamsudin Martawijaya yang kemudian dinobatkan sebagai Sultan Sepuh I sedangkan Kanoman dipimpin adiknya yang bernama Pangeran Muhammad Badrudin Kartawijaya kemudian dinobatkan sebagai Sultan Anom I
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait