Kisah Pilu Gunawan, Warga Cirebon yang 3 Bulan Terlantar di Aceh Bersama Istri dan Anak

CIREBON, iNewsCirebon.id — Sebuah video menyayat hati beredar luas di media sosial. Dalam rekaman berdurasi 12 detik itu, terlihat seorang perempuan bercadar tertidur di atas tumpukan papan kayu sederhana. Di sisinya, seorang anak kecil juga terlelap, tanpa alas, tanpa atap, tanpa kepastian.

Mereka adalah keluarga Gunawan (46), warga Kampung Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, yang sudah tiga bulan terlunta di Kampung Blang, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, mohon bantuannya. Kami terlantar, tak bisa pulang ke Aceh, Pidie Sigli Kampung Blang, posisi sekarang...” begitu tulisan di video yang viral itu,

Gunawan bersama istri dan anaknya mengaku hidup dalam ketidakpastian sejak mereka datang ke Aceh untuk urusan keluarga yang diduga berkaitan dengan persoalan warisan. Namun, nasib berkata lain — perjalanan yang semula penuh harapan justru berubah menjadi kisah perjuangan bertahan hidup di tanah rantau.

 “Kami sekeluarga ingin pulang. Saya bingung harus tinggal di mana,”

tutur Gunawan lirih dalam video permohonannya yang menyentuh hati banyak warganet.

Kabar ini pun cepat menyebar dan mengetuk banyak hati. Salah satunya datang dari Ketua KPAID Kota Cirebon, Hj. Fifi Sofiah, yang memastikan pihaknya segera menindaklanjuti laporan tersebut.

“Alhamdulillah, satu keluarga itu kini sudah dalam perjalanan pulang ke Cirebon menggunakan bus umum,” ujar Fifi, Selasa (28/10/2025).

Ia menjelaskan, proses pemulangan keluarga Gunawan difasilitasi oleh seorang pejabat di Aceh yang pernah bertugas di Cirebon dan masih memiliki kepedulian mendalam terhadap warga kota tersebut.

 “Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan perhatian yang luar biasa ini,” tambahnya dengan nada haru. 

Sesampainya di Cirebon, KPAID akan segera berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk memastikan keluarga Gunawan mendapatkan pendampingan dan tempat tinggal yang layak.

“Kami masih menunggu kabar kedatangan mereka. Begitu tiba, pendampingan langsung kami lakukan sesuai kebutuhan,”kata Fifi.

Kini, perjalanan panjang keluarga kecil itu di tanah perantauan akan segera berakhir. Dari kisah getir tiga bulan hidup terlunta, terbit kembali harapan untuk menata hidup baru di kampung halaman.

Sebuah pengingat, bahwa di balik layar-layar ponsel yang menampilkan kisah pilu, masih banyak hati yang peduli, masih ada tangan yang terulur untuk menolong.

Editor : Miftahudin