get app
inews
Aa Text
Read Next : Siswi SD di Cirebon Tewas Tertemper KA Saat Berangkat Sekolah

Diduga Akibat Paracetamol, Puluhan Anak di Kota Ini Meninggal Dunia

Jum'at, 16 September 2022 | 16:45 WIB
header img
Akibat Paracetamol Puluhan Anak di Kota Ini Meninggal Dunia ( Foto : Istimewa)

JAKARTA, iNewsCirebon.id - Puluhan anak di Gambia Afrika Barat meninggal dunia. Penyebab kematiannya diduga akibat mengonsumsi paracetamol. Hal ini dikutip dari Antara, Kamis (15/9/2022), yang menyebutkan adanya lonjakan kasus kerusakan ginjal akut pada anak di bawah usia 5 tahun pada akhir Juli 2022.

Adapun gejala yang dialami anak-anak tersebut seperti susah buang air kecil, demam, yang kemudian berlanjut pada gagal ginjal.

"Puluhan anak meninggal dalam 3 bulan terakhir. Autopsi menunjukkan adanya kemungkinan (berkaitan dengan) parasetamol," kata kepala dinas kesehatan Gambia, Mustapha Bittaye kepada Reuters, yang dikutip dari Antara.

Saat ini, pemerintah setempat masih melakukan penyelidikan terkait dugaan tesebut. Seluruh produk parasetamol cair untuk anak ditarik dari peredaran untuk diperiksa lebih lanjut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga turut mengamati perkembangan kasus kematian anak yang diduga akibat paracetamol ini. Meskipun begitu WHO masih beranggapan bahwa bukti di lapangan tidak merujuk adanya keterkaitan dengan paracetamol. Tetapi berhubungan dengan sumber infeksi lain seperti air yang tercemar.

Namu kasus ini masih butuh pendalaman lebih lanjut. Karena masih banyak misteri yang tertutupi.

PARASETAMOL merupakan salah satu obat yang sangat mudah dibeli tanpa resep di pasaran. Obat satu ini pun biasanya tak ditentukan batas maksimal pembeliannya.

Namun ternyata, ukuran paket parasetamol yang dijual di supermarket atau apotek bisa saja dikurangi. Begitu juga dengan pembeliannya yang akan dibatasi, dalam upaya untuk mengurangi cedera dan kematian akibat overdosis yang disengaja.

Rekomendasi di atas tertera dalam laporan ahli independen yang diterbitkan oleh regulator obat Australia, Therapeutic Goods Administration. Merujuk pada laporan TGA, pembatasan pembelian parasetamol ini karena ditemukan bahwa tingkat overdosis karena obat parasetamol yang disengaja itu paling tinggi di kalangan remaja dan dewasa muda, dan lebih sering terjadi pada wanita dan anak perempuan, mengutip The Guardian,Jumat (16/9/2022).

Setelah overdosis parasetamol, seseorang sebetulnya masih punya tingkat kelangsungan hidup yang cukup tinggi. Namun, dengan catatan hanya ketika ada perawatan medis dalam waktu enam jam. Jika tidak, ada risiko serius cedera hati dan bahkan kematian.

“Di Australia, paket parasetamol dalam jumlah tak terbatas dapat dibeli tanpa resep di apotek atau supermarket, dengan masing-masing 96 atau 100 paket tablet dan 20 paket tablet, menjadi yang paling umum dibeli melalui cara ini,” bunyi laporan TGA.

Overdosis konsumsi parasetamol, di Australia sendiri menyumbang sekitar 40 hingga 50 angka kematian setiap tahunnya. Setengahnya karena akibat kegagalan organ hati dan sisanya kemungkinan adalah karena parasetamol tertelan tetapi ada zat lain yang juga ikut tertelan, sehingga memicu kematian.

Sebagai catatan juga, TGA menyebutkan meski angka rawat inap dan kematian tidak meningkat dalam beberapa tahun terakhir, laporan memperlihatkan ada peningkatan penyalahgunaan yang mengkhawatirkan di tengah masyarakat.

"Keracunan diri yang disengaja menyumbang sebagian besar kasus keracunan pada kelompok usia di atas 10 tahun. Peningkatan paling mencolok pada mereka yang berusia antara 10 dan 24 tahun, dan untuk wanita, ada 2/3 dua pertiga dari kasus rawat rumah sakit,” keterangan dalam laporan TGA.

Keracunan parasetamol, khususnya keracunan yang disengaja disebutkan dua sampai 2 hingga 3 kali lipat lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Terutama usia remaja putri pada rentang 2019 hingga 2021. Keracunan yang disengaja sekarang, hampir dua kali lebih umum daripada keracunan yang tidak disengaja.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut