JAKARTA, iNews.id - Tony Gunawan merupakan pebulu tangkis ganda putra legendaris bagi Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Dia berhasil menjuarai Kejuaraan Dunia BWF dengan dua negara berbeda sehingga rekornya sulit dipatahkan.
Kejuaraan Dunia BWF menjadi salah satu turnamen bulu tangkis paling bergengsi yang menjadi tantangan besar bagi pebulu tangkis top. Tony Gunawan tercatat sudah dua kali panen medali emas dari ajang ini.
Menariknya, sosok kelahiran Surabaya pada 9 April 1975 itu mendapatkan dua medali emas dengan dua negara berbeda. Pada 2001, Tony juara dengan Indonesia, lalu empat tahun berikutnya bersama Amerika Serikat.
Pada 2001, Tony Gunawan berpasangan dengan Halim Heryanto dalam Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Sevilla, Spanyol. Mereka berhasil memastikan medali emas setelah mengalahkan pasangan Korea Selatan, Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon dengan skor 15-0, 15-13.
Tony Gunawan kemudian naik podium juara lagi pada Kejuaraan Dunia 2005 yang digelar di Anaheim, AS. Namun, bukan bendera Merah-Putih yang berkibar berkat aksinya, melainkan The Stars and Stripes.
Saat itu Tony Gunawan kembali menjadi juara Kejuaraan Dunia BWF berpasangan dengan duetnya di AS, Howard Bach. Menjadi catatan yang sangat menarik lagi, dia menyabet medali emas seusai mengalahkan duo Indonesia, Candra Wijaya/Sigit Budiarto dengan skor akhir 15-11, 10-15, 15-11.
Juara Kejuaraan Dunia dengan dua negara berbeda jelas merupakan rekor yang unik dari Tony Gunawan. Rekor ini tentu akan menjadi sulit dipatahkan bagi pebulu tangkis lain.
Adapun kepindahan Tony Gunawan ke Amerika Serikat sempat mengundang kontroversi di dunia bulu tangkis. Pasalnya, Tony Gunawan memang menjadi pemain ganda putra andalan Indonesia di masanya.
Sebelum juara Kejuaraan Dunia, Tony Gunawan memang dikenal sebagai peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000. Tentu saja kepergiannya dari Indonesia membuat beberapa pecinta bulu tangkis tanah air merasa sedikit kecewa.
Setelah pensiun, Tony Gunawan tidak sepenuhnya mundur dari dunia bulu tangkis. Pada 2011, dirinya memutuskan menjadi pelatih di AS dan mendirikan sebuah akademi bulu tangkis, Global Badminton Academy.
Editor : Miftahudin