get app
inews
Aa Read Next : Tari Topeng Cirebon: Dari Asal-usul hingga Ragamnya

Sanggar Tari Putu Panji Asmara Cirebon Giat Bina Generasi Muda

Senin, 20 Juni 2022 | 05:15 WIB
header img
Sanggar Putu Panji Asmara, Slangit, Kab. Cirebon. (Foto: Uyung Nuha)

KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Sanggar Tari Putu Panji Asmara Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon giat melakukan pembinaan kepada generasi muda.

Dikatakan Wira, pemilik sanggar, aktivitas latihan menari dan gamelan sudah menjadi agenda rutinan.

"Banyak generasi muda yang berbakat di kota ini dan itu harus disalurkan kepada kegiatan positif. Kesenian apa pun itu. Ini juga sebagai upaya melestarikan budaya leluhur yang kita punya, " ujarnya, Senin (20/6/2022).

Sanggar Tari Putu Panji Asmara juga saat ini sedang mempersiapkan latihan untuk pertunjukan agenda Pasar Seni Rakyat (PSR) Lesbumi PCNU Kabupaten Cirebon yang rencananya akan dilaksanakan pada 30 Juli 2022 mendatang di lingkup Kecamatan Klangenan.

"Judul lakon yang akan kami pentaskan Topeng Babakan/Harian. Durasinya 45 menit. Kami juga bekerjasama dengan sanggar lain yang masih ada di Kecamatan Klangenan," ujarnya.

Topeng Babakan atau Harian, lanjut Wira, merupakan pertunjukan tari topeng yang dimainkan seharian. Terdiri dari lima buah kedok pokok yaitu Panji, Samba, Rumyang, Tumenggung, dan Klana. Sedangkan empat kedok bodor atau kedok selingan (pelengkap) terdiri dari Tembem atau Nyo, Pentul, Jinggananom, dan Togog.

Dalam pertunjukan topeng, karakter kedok dan tariannya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya menyatu bak jasmani dan rohani. Jika kedok itu ditarikan, maka penari harus seperti curiga manjing warangka (keris masuk ke dalam rangkanya, menyatu).

"Pertunjukan kali ini mengandung misi kesetaraan gender dan toleransi," lanjut Wira.

Komposisinya terdiri dari 2 peran laki-laki dan 10 peran perempuan, yang mana tari topeng ini pada awal-awal sejarahnya diperankan oleh laki-laki. Seiring perkembangan zaman, justru sekarang banyak diperankan oleh perempuan.

"Semoga Cirebon kembali ke akar. Menjadi kota yang ramah bagi siapa pun, juga kaya budaya dan tradisi. Tidak menjadi kota yang generasi mudanya lebih memilih geng motor atau tawuran untuk menyalurkan bakatnya," pungkas Wira.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut