KOTA CIREBON, iNews.id – Sungai Kedung Pane (Tangkil) yang membelah Kota Cirebon dengan Kabupaten Cirebon, dipenuhi dengan sedimentasi. Kondisi sedimen tersebut menghambat lalu lintas perahu nelayan yang masuk maupun hendak melaut. Kondisi ini menyebabkan aktivitas nelayan menjadi terganggu.
Guna membantu evakuasi sedimen tersebut, Pemkot Cirebon, Kelurahan Kesenden bersama BBWS Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) melakukan pengerukan atau normalisasi Sungai Kedung Pane.
Pengerukan tersebut dimulai hilir di Sungai Kedung Pane menggunakan alat berat milik BBWS. Proses pengerukan ditinjau langsung Lurah Kesenden Ruliyanto beserta Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat, Kamis (23/9/2021).
Lurah Kesenden Ruliyanto ketika ditemui sejumlah wartawan pada sela-sela peninjauan mengatakan, pengerukan tersebut akan memakan waktu sekitar 3-4 hari.
“Pengerukan sudah di mulai dari satu hari yang lalu, Dengan pengerukan Sungai Kedung Pane ini diharapkan dapat membantu para nelayan yang hendak melaut maupun pulang ke dermaga kampung nelayan di Kampung Kesenden,” ujar Ruli
Ruli menuturkan, kondisi pendangkalan Sungai Kedung Pane sudah terjadi sejak 3-5 tahun
“Untuk kedalaman pengerukan sekitar 3-5 meter sehingga nantinya kapal-kapal atau perahu nelayan dengan lancar keluar masuk Sungai Kedung Pane ini, apalagi pada Sabtu besok hendak melaksanakan sedekah nadran"
Sementara itu Sofyan, ketua Kelompok nelayan setempat mengaku senang Sungai Kedung Pane dilakukan pengerukan.
“Alhamdulillah keluhan kami para nelayan Samadikun (Kesenden) direspon Pemkot Cirebon setelah kami curhat ke Pak Lurah Kesenden. Sebelum sungai ini dikeruk berpengaruh dengan hasil tangkapan ikan kami, karena jika kami ingin melaut harus menunggu air laut pasang terlebih dahulu, karena kalau sedang surut perahu-perahu kami tidak bisa melaut karena sungainya mengalami pendangkalan," ujar Sofyan.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait