KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Ada sebuah cerita sangat berkesan yang pernah dialami salah seorang mantan petugas medis, khususnya petugas pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
H. Misrad, S.Ag. Pria yang baru satu bulan pindah tugas ke bagian Tata Usaha RSUD Arjawinangun ini menceritakan pengalamannya selama menjadi petugas pemulasaraan jenazah di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
H Misrad konon pernah menjadi petugas pemulasaraan jenazah di RSUD Arjawinangun selama 7 tahun. Meski usia tak lagi muda, selama itu ia tetap bersabar menggeluti profesinya tersebut
Walaupun hanya sebagai pegawai honorer, alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengaku tetap melakoni setiap tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab.
"Saya tujuh tahun menjadi petugas pemulasaraan jenazah di RSUD Arjawinangun, meski sedari kecil tak pernah terpikir sedikit pun dibenak saya ingin menjadi seorang penjaga kamar jenazah dan merawat jenazah, tetapi saya enjoy saja, "ungkapnya, Kamis (10/3/22).
Ia menceritakan, sejak sebelum Covid-19 hingga sekarang, hampir sudah tidak bisa terhitung mengurus jenazah di rumah sakit dan tidak ingat lagi berapa jumlahnya.
"Yang diingat saya hanyalah kesan yang sangat mendalam selama menjadi petugas pemulasaraan jenazah, "ucapnya.
Menurutnya profesi yang di jalaninya merupakan profesi yang terhormat.
“Saya menyukai pekerjaan tersebut karena yang saya jalani itu pekerjaan yang terhormat, penuh nilai ibadah dan menjadi petugas pemusalaraan jenazah mengingatkan kita bahwa kematian bisa mengintai kita kapan saja,” ujarnya.
Pengalaman yang sangat berkesan kata dia, bulan November dan Desember 2020.
"Kami pernah disibukkan dengan pemeliharaan jenazah covid-19, setiap hari kami harus menguburkan jenazah pasien yang plus covid-19, "ujarnya
Hal itu, menurutnya, merupakan tugas negara, karena kami sebagai petugas medis, ketika ada yang meninggal akibat Covid-19, maka kami akan menguburkan sesuai dengan protokol Covid-19.
Tetapi, kata dia, ketika masyarakat tidak menerima bahwa keluarganya yang dikubur secara Covid, terkadang mereka marah-marah kepada tim medis kami yang di lapangan terkadang pula kami diolok-olok
"Permasalahan seperti itu tidak terlalu dipikirkan, karena kami tim pemulasaraan ketika masyarakat itu tidak menerima keluarganya dengan prokesnya kami serahkan kepada pihak kepolisian dan pihak TNI, "katanya
Bagaimanapun juga, kata dia, kita harus tetap bekerja secara profesional dan penuh kesabaran menghadapi permasalahan tersebut.
Ia berpesan, agar masyarakat terhindar dari pandemi Covid-19 ini tetap waspada, jaga kesehatan dan tetap patuhi anjuran Prokes.
"Kita sebagai manusia harus berikhtiar, agar covid-19 segera berlalu, “pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait