CIREBON, CirebonINews - Fakta menarik Batik Megamendung yang sampai saat ini belum diketahui oleh banyak orang. Batik Megamendung menjadi salah satu motif batik yang paling populer karena memiliki perbedaan dari batik lainnya, desain dari batik Megamendung berupa awan.
Batik Megamendung dijelaskan dalam buku Batik Design karya penulis asal Belanda, Pepin van Roojen, dan batik mega mendung dipilih menjadi sampul bukunya. Yang lebih menarik, didalam bukunya tak hanya membahas tentang motif Batik di Indonesia saja.
Dengan motif batik yang terlihat adem dan berbeda dari batik yang lainnya, batik Megamendung memiliki banyak fakta menarik yang jarang diketahui.
5 Fakta Menarik Batik Megamendung
Memiliki arti kewibawaan dan penahan amarah
Megamendung memiliki arti awan di langit yang gelap, tak hanya itu saja, Megamendung memiliki sebuah filosofi yang lebih dalam lagi.
Motif Awan megah di langit dapat melambangkan kewibawaan, namun awan megah tersebut berada di langit yang mendung dan diartikan sebagai awan yang sedang menahan turunnya hujan.
Dari gambaran tersebut dapat diartikan sebagai makna sarana untuk menahan amarah.
Filosofi tersebut diharapkan bagi siapa pun yang melihat atau menggunakan batik megamendung dapat merasakan wibawa dengan memiliki sifat penyabar, tenang, dan adem seperti suasana saat mendung yang menyejukkan dan dapat menahan amarah yang hendak akan muncul.
Memiliki filosofi dari nama dan gradasi warnanya
Motif Megamendung jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia akan lebih mudah untuk dipahami.
Mega yang memiliki arti awan yang berada di langit sedangkan mendung memiliki arti sebagai keadaan langit yang gelap biasanya memiliki tanda bahwa akan turun hujan.
Motif Megamendung juga memiliki warna yang melambangkan lapisan-lapisan langit. Motif batik megamendung juga menghadirkan warna-warna tegas dengan background warna kalem yang menenangkan hati, serta memiliki corak simpel.
Variasi motif kebudayaan China
Motif batik Megamendung dipengaruhi oleh adanya kebudayaan china. Sejarah Motif Megamendung lahir dari kisah Sunan Gunung Jati, menikahi wanita etnis Tionghoa bernama Putri Ong tien.
Hasil dari pernikahan Sunan Gunung Jati dan putri ong tien melahirkan variasi budaya antara China dan Indonesia dengan adanya beragam peninggalan dari negri china yang dibawa ke tanah Cirebon, termasuk kain bermotif awan.
Motif awan yang dibawa dari kebudayaan China menjadi awal bagi para seniman untuk memasukkan unsur budaya China masuk kedalam budaya Indonesia sehingga menciptakan motif megamendung.
Memiliki perbedaan dengan motif awan khas China
Pada saat itu banyak masyarakat China yang menganut kepercayaan Taoisme dan motif awan khas China ini memiliki kaitan dengan kepercayaan tersebut.
Motif awan pada kepercayaan Taoisme memiliki arti dunia yang bebas serta merujuk pada dunia ketuhanan.
Namun para pengerajin batik di Cirebon tidak menjiplak motif awan asal China. Para pembatik memvariasikan sentuhan khas Cirebon dengan bentuk awan yang lebih meruncing dan berbentuk segitiga, sedangkan motif awan dari kebudayaan Cina memiliki bentuk yang lebih membulat.
Memiliki motif seperti Akatsuki
Karena salah satu faksi hero di kartun Jepang yang bernama Akatsuki mempunyai seragam berbentuk jubah awan berwarna merah, yang sekilas mirip dengan motif batik mega mendung. Maka fakta menarik batik Megamendung yang ini cukup sering dibicarakan di kalangan anak muda, yaitu dengan penggemar anime Naruto.
Hal ini mendorong para pengagumnya untuk berspekulasi apakah Masashi Kishimoto, pencipta Naruto, termotivasi oleh desain batik Cirebon.
Awan merah pada jubah Akatsuki, berbeda dengan batik Megamendung dan motif awan dari budaya Tiongkok.
Awan merah pada jubah Akatsuki ini digunakan sebagai simbol jubah yang mereka kenakan karena melambangkan pembantaian yang terjadi di salah satu komunitas anggota atau dikenal dengan pertumpahan darah.
Nah, itu dia fakta menarik batik Megamendung, jadi kapan mau beli dan pake batik Megamendung?
Editor : Sazili Mustofa
Artikel Terkait